Rabu, 23 Oktober 2013

Sosok manusia luar biasa itu adalah ABI

Image

Masih saja membahas Mbak Fa. Gak bosan rasanya Ummi menulis segala sesuatu tentangmu Mbak. Kali ini izinkan Ummi mengungkapkan rasa kagum ini pada sosok yang sangat luar biasa sabarnya.

Beliaulah yang menemani Ummi selama proses kelahiranmu. Bahkan di malam pertama bulan Ramadhan yang seharusnya Ummi masakkan makanan sahur, beliau justru melupakan makan sahur pertamanya di malam kelahiranmu. Demi apa, ya demi menunggu Ummi yang mengerang sakit ketika kontraksi itu tiba. Beliaulah yang bolak balik Bidan-rumah kontrakan untuk mengambil segala hal yang terlupa karena Ummi-mu juga masih belajar untuk melahirkan anak pertama kami yaitu dirimu, Mbak Fa. Beliau yang Ummi remas-remas tangannya, Ummi peluk dengan kuat sampai terasa tulang-tulang beliau berbunyi, bahkan sampai saat Mbak Fa mau lahir nyaris Ummi menggigit Abi. Tapi urung Ummi lakukan karena Abi sudah menarik kembali tangannya yang hendak Ummi gigit. Beliaulah yang sampai sakit di malam pertamamu di dunia. Setelah lelah selama 2 hari 1 malam menunggu kelahiranmu, Abi jatuh sakit. Tapi apa yang terjadi, karena sayangnya padamu, Abi lekas sembuh dengan hanya beristirahat semalam saja. Beliaulah yang mencucikan plasentamu, Nak. Bahkan Ummi belum sempat melihat seperti apa bentuk ari-arimu Mbak, Abi sudah segera membersihkan dan menguburnya. Semua itu karena Abi sayang Mbak Fa. Tidak hanya itu, malam-malam pertamamu adalah sebuah ujian dahsyat bagi Ummi. Tapi lagi-lagi, Abi-lah penakluknya. Abi yang dengan sabar menggendongmu, ketika Ummi yang masih terbatas gerakannya setelah melahirkan. Mungkin hal ini sesuatu yang wajar dan mungkin sebagian orang mengatakan ya memang sudah seharusnya seperti itu. Tapi bagi Ummi, beliau adalah manusia luar biasa yang sudah selayaknya kita hormati. Kezuhudan, kesabaran dan keikhlasan Abi. Abi adalah penaklukmu ketika Ummi kelelahan atau dilanda kantuk yang sangat.

Kini, dikala Mbak Fa sudah bisa mengenal wajah orang sekitarnya, Mbak Fa akan langsung tersenyum ketika melihat wajah Abi. Meski Abi datang dengan wajah yang biasa saja, alias mingkem, maka Mbak Fa akan menyambutnya dengan senyuman yang sangat manis. Itulah Abi, manusia luar biasa yang Alloh kirimkan untuk kita. Terima kasih Ya Alloh, Engkau sungguh baik. Jagalah Abi Iffah ya Robb… Berkahi dan bahagiakanlah beliau Ya Alloh. Karena Engkau Maha Menjaga dan kami sungguh termasuk hambaMu yang Dzalim. Astaghfirulloh,…

Selasa, 22 Oktober 2013

Ikhtiarku menuju hari H Mbak Fa

Banyak yang menanyakan mengenai kisah Mbak Fa lahir. Sebenarnya kayak mimpi kalau mengenang lagi masa-masa itu.

Mbak Fa lahir di pekan ke 41 usia kandungan. Pas mundur sepekan dari prediksi bidan. Melahirkan di bidan bukanlah harapanku sedari awal. Dulu pengennya, lahiran di rumah saja dengan gentle birth habis itu praktekin lotus birth deelel. Tapi Alloh Maha Baik. Sebagai seorang PNS baru dan ditempatkan daerah yang tertinggal maka proses kelahiran Mbak Fa adalah sebuah kemudahan yang Alloh siapkan untuk kami. Solok Selatan adalah salah satu kabupaten tertinggal di Propinsi Sumatra Barat. Kami tinggal di ibukota kabupaten yang selayaknya memiliki fasilitas kesehatan yang mumpuni. Tapi apa mau dikata, ternyata disini adanya bidan desa dan sebuah puskesmas sederhana. Sedangkan untuk menuju rumah sakit terdekat harus menempuh jarak 35 km dengan jalanan yang masyaAlloh.  Pernah suatu kali kami berniat USG di rumah sakit tersebut, sudah satu jam perjalanan dari rumah eh setelah sampai ternyata dokter kandungan hanya datang hari rabu dari jam 10 s.d jam 2 siang. Kami datang hari rabu jam setengah satu siang. Saat itu pendaftaran sudah ditutup. Nyesek juga yah. Mungkin belum rezeki kami. Ya itulah sedikit gambaran fasilitas kesehatan disini.

Mbak Fa sempat merasakan di USG selama dalam peyut Ummi terakhir ketika usia 8 bulan di Padang. Saat itu, mbak Fa sudah posisi bagus. Dia nelungkup dengan posisi kepala dibawah dan menghadap ke punggung Ummi. Baiklah Nak, kita main surprise-suprise-an nih ceritanya. Oke deh. Ummi dan Abi diajak pasrah, mau akhwat atau ikhwan yang penting sehat. Bener juga, menjelang hari H yang saat itu diprediksikan tanggal 3 Juli 2013, jenis kelamin sudah tak menjadi pikiranku. Yang penting ndang lahir.

Seorang teman mengenalkan aku dengan sebuah grup FB yang sangat menginspirasiku untuk lahiran normal. Namanya GBUS (Gentle Birth Untuk Semua), dan alhamdulillah semangat dan info2 disana sangat membantuku untuk yakin pada proses kelahiran mbak Fa.

Kami sudah ikhlas dan plong saat melepas kepergian ortu yang sudah sepekan menanti kelahiran Mbak Fa yang ternyata tak kunjung lahir. Kakung, Uti, Engkong dan tantenya memang sengaja kami datangkan ke Solok Selatan, mengingat diriku masih gamam jadi Ibu baru. Tentunya dengan pertimbangan nanti kaloau lahiran di Jawa harus boyongan bawa bayi merah naik pesawat. Ooow...aku belum berani dan cukup ilmu saat itu. Jadinya keluargalah yang datang jauh2 dari Jawa dan pulang dengan kabar hampa, sang cucu yang ditunggu-tunggu belum lahir. Oya, mereka di Solok selatan selama sepekan (30 Juni - 6Juli) dan Mbak Fa lahir tanggal 10 Juli. Tapi kami terutama aku sih santai saja. Ya itu, karena Alloh telah menggariskan jalan hidup sekaligus cara lahir tiap manusia. Kita sebagai Ibu hanya sebagai perantara saja, jadi bismillah saja lah. Nanti juga lahir. Yang penting tidak stress.

Selama hamil kami tidak pernah menuruti mitos/ keyakinan2 yang belum ada dasar ilmiahnya. Kami tetap menjalani hubungan suami istri semenjak awal kehamilan sampai bener2 enganged. Tidak seperti mitos minang yang katanya gak boleh sering2 berhubungan saat usia2 hamil muda. Aku juga makan sate kambing dan buah durian. Buah kesukaanku. Aku juga makan sambal. Apalagi masakan minang kebanyakan pedes, pas banget dengan kesukaanku. Alhamdulillah Mbak Fa sudah terbiasa dengan makanan2 itu dari semenjak dalam kandungan. Yang penting makanlah secukupnya dengan tidak melupakan kebiasaan muslimah yaitu makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang.

Selama hamil kami tidak mengonsumsi obat-obatan kecuali terpaksa. InsyAlloh sampai detik ini aku yakin bahwa Alloh menciptakan tubuh kita dengan mesin2 yang luar biasa baiknya. Apalagi beberapa konspirasi missionaris dalam mencampuri dunia kedokteran membuatku takut untuk main nurut suntik menyuntik obat/ imunisasi. Alhamdulillah Mbak Fa sehat tanpa itu semua dan karena Alloh Yang Maha Manjaga kita semua. Yang sangat kusuka saat hamil adalah sari kurma dan susu. Untuk madu aku kurang suka saat itu. Mungkin bawaan bayi, halah...:-p

Selama hamil aku rajin stretching. Ngangkangin kaki kanan dan tekuk kaki kiri. Bolak balik kek gitu. Palagi stelah masuk bulan ke 8. Alhamdulillah kami tinggal di daerah kebun teh, jadi hampir tiap minggu kami jalan2 ke kebun teh. Menghirup udara segar, suasana yang sangat kami rindukan setelah 5 tahun tenggelam bersama polusi di Jakarta. Selain itu, beberapa olahraga ringan yang kubiasakan saat hamil adalah:

  1. Ngepel lantai sambil merangkak sampai usia kehamilan 8 bulan setelah itu ngepel sambil jongkok (cukup males sih sebenernya, tapi y itu bagus untuk Mbak Fa kenapa nggak?)

  2. Rajin jongkok berdiri-jongkok berdiri bolak balik sesering seadanya kesempatan

  3. Senam-senam ringan supaya badan gak kaku, dan ternyata bermanfaat banget karena 1 minggu pertama setelah melahirkan kita diharuskan bedrest dengan posisi2 yang lurus2 aja kakinya, tentu bikin kaku dan pegel kalo gak biasa olahraga.


Sederhana bukan? Lepas dari semua ikhtiar itu, satu hal yang penting adalah komunikasi dengan calon bayi. Aku sering ngajak Mbak Fa ngaji bareng, murojaah bareng, ngrajut topi bareng, ajak ngomong si cadebay sesering mungkin. Dia akan meresponnya, yakin dah...

Dan Alhamdulillah ini dia hasil ikhtiarku selama 10 bulan 1 minggu, juga dengan segenap doa dan perjuangan suami serta keluarga semuanya...

Lahirlah ‘Athifah Syauqiyatu Wardah dengan berat badan 3, 85 kg dan panjang 53 cm dengan selamat, normal dan TANPA JAHITAN. Alhamdulillah...

Mbak Fa lahir dengan ketuban yang pecah setelah pembukaan lengkap dan akhirnya dipecahkan oleh bidan karena kayaknya dia bobo saat mau lahir. Waduh, kebiasaan Umminya nih..

Senyumanmu...

Image

Mbak Fa itu...sumeh ^^

Jumat, 18 Oktober 2013

Sejenak

Sholehah Ummi kini sudah 3 bulan 8 hari...

Nikmatnya melihat setiap detik demi detik pertumbuhanmu Nak. Doakan kami senantiasa sehat dan bisa menjadi perantara dari Alloh dalam membimbingmu. Ummi yakin ada tidaknya Ummi, pasti Alloh akan menjagamu. Tapi Nak, Mbak Fa adalah amanah Ummi Abi. InsyaAlloh sekuat dan semampu kami akan senatiasa menjagamu Nak. Tidak hanya Mbak Fa, tapi juga insya Alloh kelak adik2 Mbak Fa. Mari kita mulai merangkai sejarah yang patut dikenang dan kita persembahkan untuk dunia. Mari kita bersama bermimpi dan mewujudkan mimpi.

Si sholehah

Si sholehah

Jumat, 11 Oktober 2013

'Athifah Syauqiyatu Wardah

Putri pertama kami... Calon kakak dari adik2nya kelak... Insya Alloh calon mujahidah yang istiqomah menegakkan kalimat Laa Ilahaillalloh di bumi Alloh... Memancarkan cahaya wanita dunia calon bidadari syurga... aamiin

Mbak Fa-nya Ummi Abi ^^

Bersama si Mbak yang sedang nyenyak bobo, izinkan Ummi yang sedang kangen nulis untuk menengok sejenak laptop ini. Mbak Iffah, ini dia bidadari pertama kami yang kini meramaikan kontrakan mungil ini. ‘Athifah Syauqiyatu Wardah. Rangkaian nama yang akhirnya fix ini bisa jadi karena feeling Abi yang begitu kuat bahwa anak pertama kami adalah seorang akhwat. Dari sejak check up pertama di dokter kandungan saat itu, kami sudah membiasakan memanggilnya ‘Athifah. Lucu memang, padahal setiap kali USG si Mbak selalu ngumpet ndak mau diketahui jenis kelaminnya. Bahkan Kakung, Uti, Oma juga Engkongnya merasa yakin bahwa cucu pertama mereka adalah laki-laki. Qodarulloh, semua adalah kekuasaanNya. Mungkin Alloh hendak menunjukkan kelak anak kami adalah seorang wanita tangguh yang berjiwa ksatria (gak kalah dengan ikhwan) tanpa melepaskan kondratnya sebagai wanita. Ini juga yang menginspirasi Abu Iffah dalam merangkai nama putri kami.

Nama lengkap:

ATHIFAH SYAUQIYATU WARDAH

Panggilan:

IFFAH

Arti Panggilan: Wanita yang menjaga kesucian dirinya.

Arti Parsial:

ATHIFAH: Kasih Sayang

SYAUQIYATU: Yang Dirindukan

WARDAH: bunga mawar

Arti General

“ Anak Perempuan Buah Dari Rasa Kasih Sayang yang Dirindukan Laksana Mawar Merah yang Merekah dan Tersirat Oleh Rona Wajahnya”

Akronim 1:

“hayATHI dan FAHami: SYAhadat Untuk QIta YAkini beTUl, WAhai Ratu DAlam Hatiku (biDAdari Hidupku)”

Akronim 2:

“ATHI-hati FitnAH: SYArat Untuk berkahnya rizQI: Yakin dan TUlus; WAhid (satu) RamaDhAn hari lahirnya”

Alhamdulillah…alhamdulillah…alhamdulillah… Tiga kalimat tahmid yang kuucapkan seketika jabang bayi itu menghirup udara dunia di detik yang pertamanya. Jabang bayi itu sekarang berusia 3 bulan 1 hari dan tengah terlelap disampingku. Putri pertama kami terlahir tepat di tanggal 1 Ramadhan 1434 H pada pukul 13.30 WIB. Lahir sebagai si-Upik dari rantau Minang tepatnya Solok Selatan. Kabupaten dimana kami diamanahkan untuk mengabdi sebagai PNS.

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...