Kembali menarilah...
Alhamdulillah setelah sekian lama tidak menengok blog sederhana ini, Alloh masih memperkenankan jemari ini untuk menari menghiasi blog ini, setidaknya sebulan ada sajalah postingannya. InsyaAlloh. #AyoSemangatMenulis.
Terlalu jujur kalau kuakui dua pekan ini aku merasa hidup dalam rutinitas. Apalagi suami tengah dinas keluar kota. Beliau memang dianugerahi kemudahan dalam memberikan training/pelatihan-pelatihan. Alhasil posisinya kini di kantor sangatlah mendukung. Entah sudah berapa kali beliau keluar kota semenjak kami ditempatkan di bumi minang ini. Tidak sehari dua hari, pada umumnya 3-8hari. Agak lebay memang, sementara di luar sana banyak pasangan yang ditakdirkan belum bisa satu atap karena faktor profesi. Setiap sekian bulan baru berjumpa, itupun cuma sehari dua hari. Oh betapa tak bersyukurnya diri ini. Kata pengasuh mbak Fa, ngapain sedih ditinggal Abi, Mi? Kan sudah dibuatin temen kalo ditinggal Abi. Jiaaah! Maksudnya ya mbak Fa. Si imut yang setia menemani malam-malam panjang ketika Abi bertugas keluar kota. Kami adalah best couple moms and sister. Bahkan kini, Alloh menganugerahi calon adik-adik mbak Fa yang insyaAlloh dalam 3 bulan kedepan akan lounching. Fabiayyi ‘alaairobbikuma tukadziban. Astaghfirulloh Tika...
Bicara tentang calon adik-adik mbak Fa, alhamdulillah pasca lebaran kemarin kami meluangkan waktu untuk USG di Padang. Kenapa harus di Padang? Karena di solok selatan dokternya lagi cuti untuk melanjutkan pendidikan. Inilah nagari ironi, kabupaten kaya akan emas tapi fasilitas jauh. Dokter kandungan setahuku Cuma ada dua, satu lagi kuliah yang satunya dokter cowok. Hiks...Alhamdulillah, Alloh menganugerahi mbak Fa yang pintar beradaptasi dan sepertinya sudah ada bakat travellernya. Buktinya selama perjalanan berangkat, beliau asyik ngobrol dengan penumpang travel lainnya. Celotehnya cukup membuatku tenang. Sedikit berbeda dengan perjalanan pulang, setelah tertempa puanas menyengatnya kota Padang, ‘Athifah mulai gerah dan lelah, alhasil perjalanan pulang diisi dengan sedikit rewel dan akhirnya tertidur setelah capek rewel.
Sehari sebelumnya kami sudah contact rumah sakit dimana aku mau USG dan membuat janji dengan dr. Des. Namun Alloh berkehendak lain, kami sampai di rumah sakit terlalu awal dan jadwal dr. Des masih sekitar 2 jam lagi. Mengingat cuaca kota Padang yang kurang bersahabat, akhirnya kutanyakan ke Abu Iffah apakah mau menunggu jadwal bu Des atau dengan dokter yang sekarang bertugas dengan konsekuensi di periksa oleh dokter cowok. Hiks... Setelah mempertimbangkan dengan kondisiku yang agak lemas karena liat seorang ibu yang hendak operasi caesar akhirnya Abi memilih untuk USG saat itu saja tidak usah menunggu dokter Des.
Alhamdulillah wasyukurilah, setelah perjalanan ± 5 jam tensi darahku masih normal dan kondisi my twins sehat. Mbak Fa yang baru pertama kali kuajak ke rumah sakit asyik melihat2 ruangan periksa. Hasil USG pun menggembirakan. Di usia 28 w berat keduanya masih dalam batas normal untuk kehamilan kembar yaitu 1088 gr dan 1103 gr. Kepala keduanya sudah mengarah ke jalan lahir dengan posisi bayi satu di perut atas dan satu lagi di perut bawah. Melihat kantong janin yang dua dokter memprediksi ini adalah kehamilan kembar fraternal. Bahkan saat itu dokter menunjukkan kelamin keduanya yang menunjukkan keduanya berjenis kelamin perempuan. Wallohu a’lam bishowab. Aku sih berharap yang terbaik saja, Alloh tau kapasitas kami sebagai orang tua. Semoga mereka lahir dengan selamat, sehat, utuh dan normal semua anggota tubuhnya dan kami diberikan kemudahan dalam mendidiknya kelak. Aamiiin...
Sehat selalu ya anak-anakku, mbak Fa juga adik2 yang dirahmati Alloh. Sabar ya sayang, kuatkanlah diri kalian dalam rahim ummi, tunggulah sampai usia kandungan kalian mencukupi dan kalian siap untuk menghirup udara bumi serta menatap warna warni dunia.. Ummi akan berusaha sebaik mungkin untuk kalian. Semoga Alloh memudahkan ikhtiar kita ya Nak...aamiiin...
Cun sayang dari mbak Fa, Ummi dan Abi :-*