Masih dalam kondisi yang sama, Abi bertugas mengikuti pelatihan untuk menjadi instruktur daerah suatu survei dari kantor kami. Selama 4 hari kemarin aku berangkat kantor sendiri dengan Kirana. Kirana yang semakin merana itu alhamdulillah masih diperkenankan mengantarkanku ke kantor walau sepertinya sudah mulai bosan dia. Buktinya sekarang tiap pagi aku dibuat olahraga kaki dengan meng-engkol-nya manual.
4 hari ternyata cukup lumayan membuat twins ‘turun’ ke bawah. Aku merasakan selangkangan yang agak ngilu dan perut acap kencang. Sabar ya anak-anakku... Aku hanya berdoa semoga Alloh menguatkan rahimku dan twins dapat bertahan sampai cukup usia kandungan dan kondisi kesehatannya siap untuk lahir. Terkadang malam-malam saat ‘athifah sudah tidur, aku meringis sendiri menahan supaya twins nyaman. Inilah nikmatnya ibu hamil. Malam-malam panjang tanpa suami yang acap pula dihinggapi insomnia merupakan saat yang mustajab untuk menengadahkan tangan memohon pinta pada Alloh SWT. Rasa senang seorang bumil menurutku adalah saat dia merasakan gerakan2 manja sang jabang bayi. Apalagi insyAlloh ini kehamilan kembar yang jarang dinikmati oleh setiap perempuan. Saat pegal atau nyeri itu muncul, atau saat lelah menyergap, segera kuingat betapa kehadiran mereka sangat dinanti-nanti oleh kami. Bagaimana nanti mbak Fa bermain dengan adik-adiknya dan mereka akan berebut untuk mencium pipi Ummi lalu mengucapkan kata-kata “Ummi, kami sayaaang Ummi...”... Ah, rasanya sakit ketika hamil dan melahirkan itu tak ada apa-apanya. Mereka adalah permata-permata kami di dunia dan akhirat. Kubayangkan keramaian mereka, kecerdasan mereka...qurrota a’yun kami... Ya Alloh... alhamdulillah alhamdulillah... terimakasih atas nikmatMu yang sungguh luar biasa ini. Engkau memberiku kesempatan untuk menjadi ibu, untuk hamil dan melahirkan. Semoga keberkahan selalu terlimpah pada keluarga kami. Jadikan kami sebagai ahlul qur’an dan selamatkan kami dari siksa kubur juga siksa neraka. Aamiiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar