Perjalanan Kami…
Tanggal 2 Oktober 2015. Packing sudah siap. Koper yang awalnya mau dipaketkan seminggu sebelumnya akhirnya bakal menemani perjalanan liburan kami. Niatnya sih biar lebih ringkes, hemat tempat dan tenaga. Tapi setelah ditimbang di kantor pos, ternyata ongkirnya dari Solsel 500an ribu! Bheeeh… mendingan buat jalan2 di Trans Studio mah bisa dapet 3 tiket :p Walhasil persiapan di hari Jum’at sebelum keberangkatan itu menghasilkan 3 tas: 1 koper baju; 1 tas ransel isi laptop dan uberampe si kembar dan 1 tas kecil isi makanan untuk selama di perjalanan. Selanjutnya di hari sabtu saatnya menjemput baju batik. Ini baju ceritanya baju seragam team produksi Sumbar. Ngibrit di hari rabu masukin ke tukang jahit dan jum’at siang sudah ready di jemput. Tapi karena sampel Ubinan yang belum kelar yaa terpaksa sabtu baru kami ambil. Bismillah… Sekarang persiapan psikis anak-anak. Gak boleh kelaperan gak boleh terlalu letih dan harus seceria mungkin. Mendelegasikan kunci rumah dan cucian yang tak sempat tersentuh ke pengasuh Rayfa dan mengecek semua dalam kondisi okey. Sabtu, malam sebelum keberangkatan kami selalu mengecek kondisi pup anak-anak. Hahaha… ini dia ibu yang malas. Khawatir ada yang pup di tengah perjalanan kan gak asyik. Selanjutnya telpon ibu bapak ayah bunda. Mengecek keberadaan mereka. Oh iya, kami sengaja mempertemukan mereka di Bandung. Selain karena sudah lamaaaa sekali tidak ada moment keluarga besar, juga sekalian refresing bagi mereka. Ibu Bapak dari Purwokerto naik Serayu Pagi dan rencananya tiba di Bandung paling awal sekitar jam 1 siang hari Ahad. Ayah Bunda juga Bilqis dari Gambir menuju stasiun Bandung Kota dijadwalkan sampai sekitar jam 3. Baiklah, tiket mereka sudah ready dan persiapan sudah matang.
Tampaknya, cukup sampai disini dan rasa dag dig dug itu mulai datang. Sekitar jam9 malam, ada sebuah telepon dari travel yang kami charter untuk besok harinya. Supir travel tsb mengabarkan bahwa besok jadwal Tour De Singkarak akan melalui jalur keberangkatan kami. Dan jam9pagi jalanan akan mulai ditutup untuk umum. Itu artinya kami harus berangkat jauuh lebih pagi. Rencana awal jam 6 kami berangkat, tapi dengan adanya kabar ini maka jam3 kami sudah harus siap-siap untuk berangkat. Waaah… anak-anak pun tak jadi kumandikan cukup cuci muka. Padahal perjalanan Solsel-Bandung sekitar 13 jam. Hahay tak apalah… Nanti mandi di hotel saja ya sayang-sayangku :*
Nananana… pukul 4 pagi kami berangkat. Bismillahi tawakaltu ‘alallohi laa hawla walaa quwwata illabillah. Perjalanan 13 jam pun kami mulai. Iffah yang sudah lama tidak naik mobil sempat ketakutan karena hari masih gelap dan dia harus duduk sendiri di dalam mobil (gak dipangku maksudnya). Si kembar masih stay cool, secara baru Selasa pulang dari Padang dan Ahadnya pergi lagi. Kami singgah di Masjid Pakan Rabaa, sekitar 40an menit pertama. Iffah yang belum sarapan dan bangun pagi mulai kelaparan. Tidak mau roti, susu pun jadi. Namun di perjalanan berikutnya, sesampainya di daerah Titian Panjang menjelang Alahan Panjang, Iffah muntah dan kelalaianku dimulai. Satu. Aku lupa menyiapkan pakaian ganti Iffah karena anak-anakku belum ada riwayat mabok perjalanan. Tapi mungkin karena sudah lama tidak perjalanan jauh dan dalam kondisi lapar malahan minum susu, ini yang memicu Iffah muntah. Jangan tanya bagaimana basah bau dan mualnya diriku. Baju, jilbab, jaket bahkan baju adiknya yang saat itu sedang kupangku pun menjadi korban. Hal pertama jangan panik. Aku berusaha se-biasa-mungkin. Menggantikan baju iffah, mencuci seadanya (kebetulan nemu mata air di tepi jalan) dan mengurut badan iffah. Setelah kejadian itu, Iffah lebih tenang dan baru bisa tidur.
Alhamdulillah sampai di Sitinjau Laut, menjelang Indarung, jalanan masih sepi dan baru sampai Bandar Buat barulah agak ramai dan polisi belum nampak banyak. Kami tiba di BIM sekitar jam 10 dan pesawat diperkirakan take off jam 12.30. Alhamdulillah bisa santai-santai dulu. Aku sempat menyusui di nursery dan anak-anak juga sempat main di playground lantai 3 BIM. Sekalian review dua tempat tersebut yaa. Kalau mau bandingin Nursery Room antara Suta dan BIM, kami lebih nyaman di BIM. Walau secara luas lantai lebih sempit tapi alas karpet yang ramah bayi dan kursi goyang yang empuk enak buat menyusui. Kelebihan di Suta, khususnya di terminal 2F (pas pulangnya), dia ada wastafel dan luas. Tapi ya itu, anak-anak tidak bisa leluasa main di lantai karena alasnya motif kayu triplek yang keliatan sekali kotornya. Untuk playgroundnya, di Suta adanya di terminal 3 kalau gak salah. Dan di BIM di lantai 3.
Langganan:
Postingan (Atom)
NHW Tahap Ulat: Pekan 6
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Bismillah... Memasuki pekan ke-5 semakin seru dan makin "ooo... iya juga yaa" atau "ooh ternyata itu ada ilmunya ya..".....
-
Suara adzan bertalu bergilir. Entah berapa makhluk Allah yang telah merasakan ketenangan keteduhan dan kedamaian dari lantunan syurgawi ini....
-
Duhai Athifah, kasih sayang Ummi membersamaimu serasa singkat sekali tak terasa sudah 10 tahun lebih kamu menghiasi hari-hari Ummi Mbak Fa, ...