Hobby baru setelah menikah adalah memperhatikan gerak gerik suami dan belajar banyak tentang attitude dari sosok yang kukagumi ini. Salah satunya berkenaan dengan datangnya kepala kantor yang baru, akupun belajar satu hal lagi dari suamiku.
Tentang telinga...
Beliau (kali ini ditujukan kepada kepala kami yang baru) datang awal bulan ini. Berkarier sebagai eselon III bukan hal baru bagi beliau. Namun treck record yang bisa dibilang buruk menurut temen2 tidak bisa luput dari telingaku. Telinga oh telinga... kenapa sampai terdengar kabar itu padaku selagi aku berharap semoga kepala yang baru lebih bijak dan dapat menjadi pemimpin bukan sekedar pimpinan. Saat kucurhatkan dengan mas suami, beliau langsung tegas bicara. Mari kita terima beliau dari 0. Buka hati kita dan belajar bersama dari beliau. Pasti ada yang bisa kita jadikan ilmu dari sosok sejelek apapun itu.
Dan waktu pun berjalan, sebulan kepemimpinan beliau, memang banyak sepak terjangnya untuk mempererat hubungan instansi kami dengan pemerintah daerah yang selama ini agak merenggang. Tapi disisi lain, sudah mulai nampak bagaimana beliau yang suka memotong pembicaraan saat rapat (walau beliau pimpinan tapi aku rasa, menjaga mulut untuk membiarkan telinga bekerja, mendengarkan anggota rapat yang tengah berbicara adalah adab setiap orang dalam rapat, apalagi beliau pimpinan) ataupun masalah keuangan yang mulai menelisik.
Menjadi pendengar yang baik, kurasa itu adalah salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin. Kami yang bisa dibilang bawahan ini terkadang tidak perlu ucapan manis yang membuih atau sogokan lain sejenisnya. Apa yang kami inginkan? Didengar dan dipacu dipandu (dipandu ya...bukan didikte) untuk lebih produktif serta proaktif dalam berkerja sama dalam instansi ini. Mendewasakan anggota dalam sebuah team insyaaAlloh akan menguatkan kinerja team itu sendiri. Kami pun jengah dengan sikap2 yang multiface, yang ujung2nya duit. Jijik dan muak dengan sikap2 seperti itu.
Ah, semoga Alloh melapangkan hati kami untuk menerima beliau dan semoga beliau segera diberi hidayah. Aamiiin...
Do'a kami semoga, keluarga kami dijauhkan dari hal2 syubhat dan haram juga senantiasa diberi kesehatan dan kemudahan beribadah. aamiiin...
Ada banyak kata, memecahkan telinga..
Senin, 30 November 2015
Senin, 23 November 2015
Kuliah lagi?
Hari ini pak Kasie produksi izin untuk memenuhi jadwal wawancara lelang jabatan pengawas tingkat BPS Propinsi Sumbar. Dikabarkan pula lepas acara tersebut beliau harus segera ke Jogja untuk menjenguk anaknya yang sedang sakit.
Kehidupan adalah pilihan. Sekali lagi Alloh tunjukkan pada kami bahwa setiap keputusan selalu ada konsekuensi di dalamnya dan hamba yang beruntung adalah yang mampu mengorek hikmah di setiap pengalaman hidupnya.
Akupun kembali belajar dari kepala seksi di kantor kami. Beliau orang Padang Panjang dan beristri seorang dokter. Statistisi dan dosen (sarjananya kedokteran), awal kutau latar belakang istrinya terbersit, wah pasangan yang sibuk. Karena aku tahu bagaimana padatnya seorang kasie di kantor statistik dengan beragam kegiatan addhock yang menguras keringat, plus kasieku juga merangkap sebagai PPK. Belum lagi sang istri yang berprofesi sebagai dosen. Dan kebahagiaan yang bersambut rasa takjubku "saat itu" adalah kasieku ini mengizinkan sang istri untuk melanjutkan kuliah keprofesian di luar kota. Bahkan luar pulau. Satu di kaki gunung kerinci satu lagi kaki gunung merapi. Sebuah pilihan hidup yang perlu kuacungi jempol. Merawat si kecil yang seumuran dengan kembar kami, plus belajar untuk kuliahnya.
Tapi ketakjubanku menghilang sesaat. Ketika kudengar bahwa anaknya sakit. Pengasuh yang biasanya menemani sang istri di Jogja tiba2 kabur. Innalillahi... Alloh tengah mengangkat derajat mereka jika bisa lulus dari ujian kali ini. Untuk menjadikan mereka pasangan yang tangguh. Karena ke depan mungkin akan banyak momen keluarga yang teralihkan dengan kesibukan keduanya. Terutama sang istri. Bagaimana beliau memenej urusan anak-suami-rumah-mahasiswa(kalau tetap mengajar).
Dulu atau bahkan sekarang masih selalu terngiang-ngiang di pikiranku. Kuliah lagi. Kalau bisa sekalian keliling dunia. Menemukan serpihan hikmah di negeri orang bersama keluarga. Nampak indah impian itu. Tapi pas dicurhatin sama Mas. Beliau bilang, sepertinya sulit tapi insyaaAlloh bisa kalau sekedar kuliah lagi. Cuma untuk ke luar negeri, beliau masih ragu. Ah...mimpiii...
Tapi apapun itu,masih ada 2 tahun lagi sampai kesempatan apply itu datang. Sekarang belajar aja yang banyak. Itu kata beliau. Tika....tikaa.... lulus aja belum tentu udah sok2an merencanakan. Itukan juga harus lulus beasiswa.
Namun, jikalau dihubungkan dengan kejadian kasie-ku itu... Aku akan lebih memilih kebersamaan dengan suami dan anak-anak saja. Menata anak-anak menjadi pribadi sholihah dan mandiri juga cerdas. Bukankah itu lebih mulia dibandingkan dengan menjadi sarjana magister dari kampus luar negeri? Kalau mimpiku itu diijabah, bukannya malah akan banyak dilema. Gimana sekolah anak2. Anakmu bukan satu Tika! Tapi t.i.g.a (sampai saat ini ya, belum tau tahun depan kalau masih dipercaya Alloh jadi nambah). Gimana adaptasi anak-anak. Gmn bagi waktunya belajar kuliah rumah anak-anak belum suami. Tp banyak kok yang sukses tuh... anak2 sholih/ah, kuliah lulus cumload suami karier lancar dam keluarga sakinah. Duh tik.... ngapain pusingin sekarang. Sekarang mah mending banyak2 pdkt sama Alloh supaya anak-anak bisa jadi hafizhoh, cerdas dan pribadi yang mandiri. Aamiiin.... Apapun dan bagaimana Alloh akan menempatkan hamba yang dina hina ini, maka itu pasti yang terbaik dan smg kita termasuk hambaNya yang sellau bersyukur. Alhamdulillah 'alaa kulli hal :)
Kehidupan adalah pilihan. Sekali lagi Alloh tunjukkan pada kami bahwa setiap keputusan selalu ada konsekuensi di dalamnya dan hamba yang beruntung adalah yang mampu mengorek hikmah di setiap pengalaman hidupnya.
Akupun kembali belajar dari kepala seksi di kantor kami. Beliau orang Padang Panjang dan beristri seorang dokter. Statistisi dan dosen (sarjananya kedokteran), awal kutau latar belakang istrinya terbersit, wah pasangan yang sibuk. Karena aku tahu bagaimana padatnya seorang kasie di kantor statistik dengan beragam kegiatan addhock yang menguras keringat, plus kasieku juga merangkap sebagai PPK. Belum lagi sang istri yang berprofesi sebagai dosen. Dan kebahagiaan yang bersambut rasa takjubku "saat itu" adalah kasieku ini mengizinkan sang istri untuk melanjutkan kuliah keprofesian di luar kota. Bahkan luar pulau. Satu di kaki gunung kerinci satu lagi kaki gunung merapi. Sebuah pilihan hidup yang perlu kuacungi jempol. Merawat si kecil yang seumuran dengan kembar kami, plus belajar untuk kuliahnya.
Tapi ketakjubanku menghilang sesaat. Ketika kudengar bahwa anaknya sakit. Pengasuh yang biasanya menemani sang istri di Jogja tiba2 kabur. Innalillahi... Alloh tengah mengangkat derajat mereka jika bisa lulus dari ujian kali ini. Untuk menjadikan mereka pasangan yang tangguh. Karena ke depan mungkin akan banyak momen keluarga yang teralihkan dengan kesibukan keduanya. Terutama sang istri. Bagaimana beliau memenej urusan anak-suami-rumah-mahasiswa(kalau tetap mengajar).
Dulu atau bahkan sekarang masih selalu terngiang-ngiang di pikiranku. Kuliah lagi. Kalau bisa sekalian keliling dunia. Menemukan serpihan hikmah di negeri orang bersama keluarga. Nampak indah impian itu. Tapi pas dicurhatin sama Mas. Beliau bilang, sepertinya sulit tapi insyaaAlloh bisa kalau sekedar kuliah lagi. Cuma untuk ke luar negeri, beliau masih ragu. Ah...mimpiii...
Tapi apapun itu,masih ada 2 tahun lagi sampai kesempatan apply itu datang. Sekarang belajar aja yang banyak. Itu kata beliau. Tika....tikaa.... lulus aja belum tentu udah sok2an merencanakan. Itukan juga harus lulus beasiswa.
Namun, jikalau dihubungkan dengan kejadian kasie-ku itu... Aku akan lebih memilih kebersamaan dengan suami dan anak-anak saja. Menata anak-anak menjadi pribadi sholihah dan mandiri juga cerdas. Bukankah itu lebih mulia dibandingkan dengan menjadi sarjana magister dari kampus luar negeri? Kalau mimpiku itu diijabah, bukannya malah akan banyak dilema. Gimana sekolah anak2. Anakmu bukan satu Tika! Tapi t.i.g.a (sampai saat ini ya, belum tau tahun depan kalau masih dipercaya Alloh jadi nambah). Gimana adaptasi anak-anak. Gmn bagi waktunya belajar kuliah rumah anak-anak belum suami. Tp banyak kok yang sukses tuh... anak2 sholih/ah, kuliah lulus cumload suami karier lancar dam keluarga sakinah. Duh tik.... ngapain pusingin sekarang. Sekarang mah mending banyak2 pdkt sama Alloh supaya anak-anak bisa jadi hafizhoh, cerdas dan pribadi yang mandiri. Aamiiin.... Apapun dan bagaimana Alloh akan menempatkan hamba yang dina hina ini, maka itu pasti yang terbaik dan smg kita termasuk hambaNya yang sellau bersyukur. Alhamdulillah 'alaa kulli hal :)
Selasa, 17 November 2015
Abinya anak-anak
Lama sekali tidak menulis tentang lelaki satu ini. Lelakiku yang sholih, yang tiap hari bikin daku bangun cinta mulu.
Lelaki yang menceritakan penyesalannya saat jalan2 di Lombok kemarin. Sebelum berangkat beliau tanya mulu. Ummi mau pesen apa kalau Abi ke Lombok? Pesen jangan lama-lama ya Bi...Hahaha... Simpel, menurut kita2 para istri yang sering di tinggal DL sama suami pasti pesan itu yang selalu diutarakan sebelum suami meninggalkan kita demi seonggoh berkah Ilahi. Jangan lama-lama ya Bi, meskipun udah dibikinin 3 temen di rumah tapi tetep aja. Without you, who am i? I'm nothing with you... Ahay lebayyy...
Dan Abi kekeuh minta daku menyebutkan keinginan oleh2 dari Lombok. Baiklah... sebelumnya, aku minta maaf lagi dengan sebuah tragedi beberapa bulan yang lalu. Saat cincin pernikahan kami hilang dengan konyolnya. Ceritanya waktu sedang nyuci clodi anak-anak cincin itu kuletakkan ditepi bak mandi dan entah bagaimana setelah siap mencuci hilanglah cincin bersejarah itu. Apa tanggapan beliau dengan tragedi itu? Kecewa? Iya... Karena kutau itu adalah cincin perjuangan mendapatkanku. Cincin perdana yang dibelinya demi perempuan yang dia cintai setelah ibu (ini diceritainnya pas malam pertama hehehe...). Tapi dalam kekecewaannya itu, aku tau betapa dalamnya iman beliau. Dengan santai beliau bilang, "Mas tau Adek gak sengaja... Gap apa2 cincin itu hilang, yang pasti cinta Mas gak akan hilang untuk adek"
Huwaaa.... nangis dah daku sejadi2nya dipelukan beliau.
Jadi hubungannya dengan Lombok adalah....
Beliau sudah ada rencana untuk mebelikan cincin mutiara asli air laut tapi setelah merogoh kantong ternyata beliau lupa bahwa uangnya tertinggal di bus wisata... Lemes katanya. Gak bisa balik lagi ke toko cincin itu karena mereka sedang dalam perjalanan tour wisata dan waktunya sudah mepet dengan agenda lainnya.
Beliau baru kembali dari Lombok sepekan yang lalu, dan kisah penyesalannya ini sudah lebih dari 4x diceritakan. Betapa beliau pengen membelikan lagi sebuah cincin untukku.
Ah Mas... bukan itu yang adek mau... Atas kesabaran kebersamaan dan kesetiaanmu adalah hal berharga yang akan adek jaga selamanya... Sampai Alloh menentukan siapa dari kita yang "kembali" terlebih dulu dan Alloh kembali menjadikanku sebagai bidadari syurgamu, Sayang...
Maas... uhibbuka fillah :*
Lelaki yang menceritakan penyesalannya saat jalan2 di Lombok kemarin. Sebelum berangkat beliau tanya mulu. Ummi mau pesen apa kalau Abi ke Lombok? Pesen jangan lama-lama ya Bi...Hahaha... Simpel, menurut kita2 para istri yang sering di tinggal DL sama suami pasti pesan itu yang selalu diutarakan sebelum suami meninggalkan kita demi seonggoh berkah Ilahi. Jangan lama-lama ya Bi, meskipun udah dibikinin 3 temen di rumah tapi tetep aja. Without you, who am i? I'm nothing with you... Ahay lebayyy...
Dan Abi kekeuh minta daku menyebutkan keinginan oleh2 dari Lombok. Baiklah... sebelumnya, aku minta maaf lagi dengan sebuah tragedi beberapa bulan yang lalu. Saat cincin pernikahan kami hilang dengan konyolnya. Ceritanya waktu sedang nyuci clodi anak-anak cincin itu kuletakkan ditepi bak mandi dan entah bagaimana setelah siap mencuci hilanglah cincin bersejarah itu. Apa tanggapan beliau dengan tragedi itu? Kecewa? Iya... Karena kutau itu adalah cincin perjuangan mendapatkanku. Cincin perdana yang dibelinya demi perempuan yang dia cintai setelah ibu (ini diceritainnya pas malam pertama hehehe...). Tapi dalam kekecewaannya itu, aku tau betapa dalamnya iman beliau. Dengan santai beliau bilang, "Mas tau Adek gak sengaja... Gap apa2 cincin itu hilang, yang pasti cinta Mas gak akan hilang untuk adek"
Huwaaa.... nangis dah daku sejadi2nya dipelukan beliau.
Jadi hubungannya dengan Lombok adalah....
Beliau sudah ada rencana untuk mebelikan cincin mutiara asli air laut tapi setelah merogoh kantong ternyata beliau lupa bahwa uangnya tertinggal di bus wisata... Lemes katanya. Gak bisa balik lagi ke toko cincin itu karena mereka sedang dalam perjalanan tour wisata dan waktunya sudah mepet dengan agenda lainnya.
Beliau baru kembali dari Lombok sepekan yang lalu, dan kisah penyesalannya ini sudah lebih dari 4x diceritakan. Betapa beliau pengen membelikan lagi sebuah cincin untukku.
Ah Mas... bukan itu yang adek mau... Atas kesabaran kebersamaan dan kesetiaanmu adalah hal berharga yang akan adek jaga selamanya... Sampai Alloh menentukan siapa dari kita yang "kembali" terlebih dulu dan Alloh kembali menjadikanku sebagai bidadari syurgamu, Sayang...
Maas... uhibbuka fillah :*
Iffah 2th 4 bulan
Assalamu'alaykum mbak Fa...
Kum ayam Mi... (lalu kecupan sayang mendarat di pipi Ummi)
Ah, waktu yang paling Ummi nanti tiap hari... Saat pulang ke rumah dan kamu datang menghampiri Ummi sambil tertawa dan bercerita panjaaang lebar tentang cerita hari ini. Mbak Fa sholihah... Kakak yang baik...
Mbak Fa yang kalau ditanya, mbak mau sekolah? Iyah...
Mbak mau sekolah dimana? Angir (Sangir, nama Nagari tampek kami tinggal)
Sekolahnya apa? teka
Mbak sudah makan? Uda
Makan sendiri atau disuapin? Iyi Ummi...eh, ama ude mamam nasi, sop ake endok...
Adek mbak namanya siapa? Dede embang
Umminya? Ummi Kika
Abinya? Abi uwis
Mbak kangen Uti Oma Aung jg Engkong? Iyah..
Kalau ketemu mau bilang apa? Utiiii...saya angen uti... (satu per satu disebutkan kakek neneknya)
Mbak Faaa....
Sholihah selalu ya Nak...
Ummi sayang mbak Fa :*
Kum ayam Mi... (lalu kecupan sayang mendarat di pipi Ummi)
Ah, waktu yang paling Ummi nanti tiap hari... Saat pulang ke rumah dan kamu datang menghampiri Ummi sambil tertawa dan bercerita panjaaang lebar tentang cerita hari ini. Mbak Fa sholihah... Kakak yang baik...
Mbak Fa yang kalau ditanya, mbak mau sekolah? Iyah...
Mbak mau sekolah dimana? Angir (Sangir, nama Nagari tampek kami tinggal)
Sekolahnya apa? teka
Mbak sudah makan? Uda
Makan sendiri atau disuapin? Iyi Ummi...eh, ama ude mamam nasi, sop ake endok...
Adek mbak namanya siapa? Dede embang
Umminya? Ummi Kika
Abinya? Abi uwis
Mbak kangen Uti Oma Aung jg Engkong? Iyah..
Kalau ketemu mau bilang apa? Utiiii...saya angen uti... (satu per satu disebutkan kakek neneknya)
Mbak Faaa....
Sholihah selalu ya Nak...
Ummi sayang mbak Fa :*
Kembar
Alhamdulillah, 13m7w sudah adik2 menemani kami dalam keceriaan yang sangat menyenangkan. Jazakumulloh khoiiron katsir sholihah2 ummi... Semoga Alloh senantiasa menjaga kalian, menjadikan kalian (juga mbak Fa) menjadi muslimah2 yang tangguh dan sukses dunia akhirat.
Fayra dan Rayfa yang tangguh, semangat ya sayang. Ummi tau kalian sedang berjuang untuk bisa berjalan dan berlari bersama mbak Fa. Ummi dan Abi juga paham, kalian sudah pengeeen sekali memanggil kami dengan lantang, Ummi... Abiii... Mbak Faa... namun, Alloh masih menahannya supaya kalian belajar mendengarkan dengan baik terlebih dahulu. Ummi yakin, Alloh yang akan menjaga kalian dari ucapan2 yang buruk. Ummi dan Abi akan bersabar untuk menanti masa itu tiba. Saat kalian berlari mengejar kami dengan berteriak, "Ummi... uhibbuki fillah..."
Semangat ya Anak-anakku... Izinkan Ummi untuk banyak belajar memungut hikmah dari kalian.
Ummi sayang adik2 sholihah :*
Smg Alloh senantiasa memberkahi kalian :*
Fayra dan Rayfa yang tangguh, semangat ya sayang. Ummi tau kalian sedang berjuang untuk bisa berjalan dan berlari bersama mbak Fa. Ummi dan Abi juga paham, kalian sudah pengeeen sekali memanggil kami dengan lantang, Ummi... Abiii... Mbak Faa... namun, Alloh masih menahannya supaya kalian belajar mendengarkan dengan baik terlebih dahulu. Ummi yakin, Alloh yang akan menjaga kalian dari ucapan2 yang buruk. Ummi dan Abi akan bersabar untuk menanti masa itu tiba. Saat kalian berlari mengejar kami dengan berteriak, "Ummi... uhibbuki fillah..."
Semangat ya Anak-anakku... Izinkan Ummi untuk banyak belajar memungut hikmah dari kalian.
Ummi sayang adik2 sholihah :*
Smg Alloh senantiasa memberkahi kalian :*
Selasa, 03 November 2015
Doa Iffah di Senin Sore Kemarin
Ceritanya kemarin Seperti biasa dedek twin berebut e-pen WAS. Iffah yang sudah mulai terbiasa dengan situasi heboh adik2nya, berusaha melerai percecokan para baduta. Jadi ceritanya, kisah batita bersama para baduta. Dan tiba-tiba mbak Fa bilang, Ummi aya mau dede (L)aki2... Hihihi...denger darimana tuh mbak Fa... Langsung kami arahkan untuk kalau pengen sesuatu ya minta sama Alloh. Berbalik badan cari sajadah trus menengadahkan tangan sambil bilang, ya Alloh, saya inta dede (L)aki ya Alloh....
Hehehe...
Aamiiiin
Hehehe...
Aamiiiin
Langganan:
Postingan (Atom)
NHW Tahap Ulat: Pekan 6
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Bismillah... Memasuki pekan ke-5 semakin seru dan makin "ooo... iya juga yaa" atau "ooh ternyata itu ada ilmunya ya..".....
-
Suara adzan bertalu bergilir. Entah berapa makhluk Allah yang telah merasakan ketenangan keteduhan dan kedamaian dari lantunan syurgawi ini....
-
Duhai Athifah, kasih sayang Ummi membersamaimu serasa singkat sekali tak terasa sudah 10 tahun lebih kamu menghiasi hari-hari Ummi Mbak Fa, ...