Senin, 30 November 2015

Telinga

Hobby baru setelah menikah adalah memperhatikan gerak gerik suami dan belajar banyak tentang attitude dari sosok yang kukagumi ini. Salah satunya berkenaan dengan datangnya kepala kantor yang baru, akupun belajar satu hal lagi dari suamiku.
Tentang telinga...
Beliau (kali ini ditujukan kepada kepala kami yang baru) datang awal bulan ini. Berkarier sebagai eselon III bukan hal baru bagi beliau. Namun treck record yang bisa dibilang buruk menurut temen2 tidak bisa luput dari telingaku. Telinga oh telinga... kenapa sampai terdengar kabar itu padaku selagi aku berharap semoga kepala yang baru lebih bijak dan dapat menjadi pemimpin bukan sekedar pimpinan. Saat kucurhatkan dengan mas suami, beliau langsung tegas bicara. Mari kita terima beliau dari 0. Buka hati kita dan belajar bersama dari beliau. Pasti ada yang bisa kita jadikan ilmu dari sosok sejelek apapun itu.
Dan waktu pun berjalan, sebulan kepemimpinan beliau, memang banyak sepak terjangnya untuk mempererat hubungan instansi kami dengan pemerintah daerah yang selama ini agak merenggang. Tapi disisi lain, sudah mulai nampak bagaimana beliau yang suka memotong pembicaraan saat rapat (walau beliau pimpinan tapi aku rasa, menjaga mulut untuk membiarkan telinga bekerja, mendengarkan anggota rapat yang tengah berbicara adalah adab setiap orang dalam rapat, apalagi beliau pimpinan) ataupun masalah keuangan yang mulai menelisik.
Menjadi pendengar yang baik, kurasa itu adalah salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin. Kami yang bisa dibilang bawahan ini terkadang tidak perlu ucapan manis yang membuih atau sogokan lain sejenisnya. Apa yang kami inginkan? Didengar dan dipacu dipandu (dipandu ya...bukan didikte) untuk lebih produktif serta proaktif dalam berkerja sama dalam instansi ini. Mendewasakan anggota dalam sebuah team insyaaAlloh akan menguatkan kinerja team itu sendiri. Kami pun jengah dengan sikap2 yang multiface, yang ujung2nya duit. Jijik dan muak dengan sikap2 seperti itu.
Ah, semoga Alloh melapangkan hati kami untuk menerima beliau dan semoga beliau segera diberi hidayah. Aamiiin...
Do'a kami semoga, keluarga kami dijauhkan dari hal2 syubhat dan haram juga senantiasa diberi kesehatan dan kemudahan beribadah. aamiiin...
Ada banyak kata, memecahkan telinga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...