Alhamdulillah ‘alaa kulli hal...
Sepertinya kalimat tersebut terasa hambar selama beberapa pekan terakhir. Terasa kering dalam kegalauan diri. Ya, saya masih terus belajar. Mengenai qona’ah itu... Dua pekan lalu anak-anak demam diikuti suami. Dan dalam kepenatan rutinitas tersebut ada peristiwa yang menghantam batin ini. Saya teriak. Kalaupun ini babybloes apa iya sampai anak sudah 19 bulan saya baru mendapat babybloes? Hingga akhirnya saya menangis sejadi-jadinya. Menyesali sampai tertidur dalam dekapan si kembar. Seminggu kemudian semua membaik, alhamdulillah. Dan Alloh kembali menguji melalui ingatanku ke tabungan kami. Alhamdulillah sudah cukup untuk mendaftar haji reguler kami berdua. Setelah saya pikir-pikir lagi, dengan pengeluaran untuk keluarga di jawa dan sehari-hari kami insyaaAlloh masih bisa kami menabung untuk haji. Segera saat itu juga saya sampaikan proposal permohonan pendaftaran haji reguler. Suami agak ragu tapi saya ngotot dengan 1001 alasan. Finally beliau setuju dengan syarat (kayak instansi kami yg tahun ini WDP) hahaha... syaratnya adalah saya menyiapkan apa saja syarat dan prosedurnya. Kami searching dan segera menghubungi kemenag kabupaten kami. Keterkejutan kami ternyata haji reguler di kemenag kami melalui BPS BPIH dari bank Nagari konvensional. Dan keterbatasan akses disini, ternyata tidak ada fasilitas bank syariah. Astaghfirulloh... Suami pun membantu saya mengitar-itar “kota” muara labuh sekitar 35km dari rumah. Disanalah pusat peradaban Solok Selatan. Bukan ibukota tapi pengembangan infrastruktur dan ekonomi yang lebih maju. Sabar Ummi... Mungkin Alloh meminta kita untuk lebih banyak ibadah sosialnya dulu. Singkat kata suami, “Ummi sudah tau apa konsekuensi transaksi dengan bank kan?” Seketika saya menunduk... Sudah tak perlu dijelaskan.
Qona’ah. Apa relevansinya dengan tulisan di atas? Ya, sulit dijelaskan lewat kata-kata. Semua terjadi dalam serangkaian “sakit hati” dan lemahnya iman saya. Menuntut sesuatu di luar kemampuan kita. Entahlah... mungkin tepatnya semua ada waktunya. Keinginan baik juga ada timing-nya. Dan skala prioritas itulah yang harus diterapkan. Bersyukurlah dengan segala kondisi kita saat ini. Bukankah kita hanya disuruh taat? Syurgamu ada di ridlo suami. Seperti waktu itu, ketemu developer di Purwokerto yang tanpa perantara Bank. Sudah cocok dengan harga, luas dan lokasi. Sampaikan proposal ke suami. Eh, seminggu kemudian ortu di Jawa butuh dana mendadak.
Alhamdulillah ‘alaa kulli hal. Semoga Alloh senantiasa mengaruniai kita rasa qona’ah. Tidak qona'ah itu terkadang ia datang dengan sangat halus. Melalui permintaan2 yang nampak syar’i tapi mungkin time-nya kurang tepat.
Untuk teman-teman yang dikaruniai rezeki dan akses kemudahan2 dalam beribadah maka bersyukur dan bersegeralah menjemput keberkahan amalan.
*) Sedih ya... kenapa sih BPS-BPIH harus lewat bank? Memang bank syariah juga bisa tapiiii...
Selasa, 31 Mei 2016
Senin, 09 Mei 2016
Rindu Ramadhan #1
Ibu pun terperanjat, masyaaAlloh Qiya, Hayfa, Fayha... Senyum yang mengembang dan raut haru tak dapat dielak. Aung yang sedari tadi asyik dengan ayamnya seketika mem-pause aktivitasnya.
“Barokalloh Nduk... Uti sampun kangeeen banget. Alhamdulillah... Pripun wau teng travel mabok mboten?”
“Dedek Fayha bobok Ti... Kalo dedek Hayfa tadi maem jajan sama kueh buatan Ummi di jalan.” Ujar Qiya bersemangat. Qiya nampak masih fullcharge setelah perjalanan nan panjang dilaluinya selama 25jam. My holiday my adventure itulah tema yang kami ambil. Jadwal traning Abi yang cukup padat belum juga presentasi Ummi yang harus segera diseminarkan, membuat jam terbang Qiya juga kedua adiknya pun turut meningkat. Mereka bukan sekedar tiga bidadari, atau tiga krucil cerdas. Mereka adalah gold team, mereka manajer sekaligus supervisor bagi kami. Apalah kami tanpa keridloan Alloh menjadikan mereka sebagai permata dalam kehidupan kami. Mereka yang sedari kecil sudah ikut berpeluh dalam mengais keridloanMu dalam jihad ini. Dalam perjuangan memenuhi amanah ummat di pundak kami. Bukan hanya kali ini, kepulangan kami diliputi rasa haru oleh Aung Utinya. Kepulangan yang sudah mengalahkan bang Thoyyib. Karena walau tiap 6 bulan sekali kami bisa menghirup udara Purwokerto tapi ada satu moment yang belum dapat kami nikmati selama 8 tahun terakhir. Yaitu ramadhan...
Ramadhan di kampung halaman plus hari raya Idul Fitri yang tak terlupakan selalu menjadi kisah pengantar tidur anak-anak sampai di ulang tahun Qiya yang ke-10. Seperti Rajab tahun ini, setelah anak-anak mengikuti Abi yang training selama sepekan di Higashisendamachi alhamdulillah kami dikaruniai kesempatan untuk kembali memeluk Uti dan Aung di Purwokerto sembari menunggu jadwal seminar Ummi di Canberra. Fabiayyi alaaairobbikuma tukadzdziban...
“Barokalloh Nduk... Uti sampun kangeeen banget. Alhamdulillah... Pripun wau teng travel mabok mboten?”
“Dedek Fayha bobok Ti... Kalo dedek Hayfa tadi maem jajan sama kueh buatan Ummi di jalan.” Ujar Qiya bersemangat. Qiya nampak masih fullcharge setelah perjalanan nan panjang dilaluinya selama 25jam. My holiday my adventure itulah tema yang kami ambil. Jadwal traning Abi yang cukup padat belum juga presentasi Ummi yang harus segera diseminarkan, membuat jam terbang Qiya juga kedua adiknya pun turut meningkat. Mereka bukan sekedar tiga bidadari, atau tiga krucil cerdas. Mereka adalah gold team, mereka manajer sekaligus supervisor bagi kami. Apalah kami tanpa keridloan Alloh menjadikan mereka sebagai permata dalam kehidupan kami. Mereka yang sedari kecil sudah ikut berpeluh dalam mengais keridloanMu dalam jihad ini. Dalam perjuangan memenuhi amanah ummat di pundak kami. Bukan hanya kali ini, kepulangan kami diliputi rasa haru oleh Aung Utinya. Kepulangan yang sudah mengalahkan bang Thoyyib. Karena walau tiap 6 bulan sekali kami bisa menghirup udara Purwokerto tapi ada satu moment yang belum dapat kami nikmati selama 8 tahun terakhir. Yaitu ramadhan...
Ramadhan di kampung halaman plus hari raya Idul Fitri yang tak terlupakan selalu menjadi kisah pengantar tidur anak-anak sampai di ulang tahun Qiya yang ke-10. Seperti Rajab tahun ini, setelah anak-anak mengikuti Abi yang training selama sepekan di Higashisendamachi alhamdulillah kami dikaruniai kesempatan untuk kembali memeluk Uti dan Aung di Purwokerto sembari menunggu jadwal seminar Ummi di Canberra. Fabiayyi alaaairobbikuma tukadzdziban...
Langganan:
Postingan (Atom)
NHW Tahap Ulat: Pekan 6
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Bismillah... Memasuki pekan ke-5 semakin seru dan makin "ooo... iya juga yaa" atau "ooh ternyata itu ada ilmunya ya..".....
-
Suara adzan bertalu bergilir. Entah berapa makhluk Allah yang telah merasakan ketenangan keteduhan dan kedamaian dari lantunan syurgawi ini....
-
Duhai Athifah, kasih sayang Ummi membersamaimu serasa singkat sekali tak terasa sudah 10 tahun lebih kamu menghiasi hari-hari Ummi Mbak Fa, ...