Jumat, 24 Juni 2016

Ramadhan Hari-19

24062016
Refreshing sebentar, selagi edcod dokumen... Alhamdulillah 3rd “halangan” saya yang tepat jatuh di hari ke-19 bulan Ramadhan. Sudah siap sholat Subuh dan al ma’tsurat, sebelum tilawah eh... datanglah si tamu. Di bulan Ramadhan ini alhamdulillah kami sekeluarga sehat wal afiyah. Walau sempat anak2 meler berjamaah tapi masih aktif mereka. Kegiatan kami lebih beragam di bulan Ramadhan tahun ini. Sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, alhamdulillah tahun ini abu iffah sudah istiqomah dibina dan membina. Sebelumnya beliau harus ke muaralabuh untuk dibina tapi setelah dijembatani oleh ustadz firdaus alhamdulillah beliau bisa dibina di Sangir dan sekaligus diberi amanah membina 1 kelompok gendut. Kenapa gendut? Karena seharusnya sudah bisa dipecah tapi karena keterbatasan ikhwan yang berkenan membina jadilah sementara beliau yang membina sebanyak 13 ikhwan (masih kalah sama saya yang diminta ngisi guru RA yang sebanyak 14 oang, udah kayak pengajian ibu2). Wkwkwk... Tahun ini pula kami mulai berguru dengan Ustadz Adi Hidayat via youtube :D Kafaah beliau yang mumpuni dengan penjelasan yang detil membuat rasa penasaran kami semakin besar untuk lebih mandalami ilmu hadits. Semoga Alloh memberkahi... aamiin... Melalui kajian beliau pula, si buya mengaplikasikannya di beberapa ceramah tarawih yang meminta beliau untuk mengisi. Alhamdulillah respon jamaah positif dan beliau kembali diundang untuk mengisi sanlat di salah satu MTs di Jorong Sampu.
Lalu bagaimana dengan kami? Saya mah jaga gawang mem-pawang-i tigo putri cerdas yang semakin sholihah dan aktif. Kita absen dulu yaaa.... mbak Athifah yang akan memasuki usia ke 3 di bulan Juli, sudah bisa meminta diajak ke masjid. Tapi belum diizinkan oleh abi karena beliau belum siap dengan keaktifan iffah. Ketika beliau menanyakan “kenapa Umm?” Ya sudah saya jawab, “Karena Abi laki-laki jadi sholat wajibnya harus di masjid, mbak Iffah laki-laki atau perempuan?” Dia jawab “puan ummi..” Saya kembali bertanya, “Klo Ummi?” Ummi juga puaan... Kalo Aung? Aung laki-laki. Dan seterusnya sampai dia bisa membedakan mana perempuan dan laki-laki. Saya katakan, kalau perempuan lebih baik di kamar aja mbak Fa. Tapi boleh kok kapan-kapan kita sholat di masjid. Sudah gitu aja. Belum saya lanjutkan lebih dalam. Takutnya malah direject sama iffah. Jadi sekarang kalau adzan berkumandang, “Abi azan, sholat di majid. Abi kan laki-laki...” qiqiqiqi... Siiiip (y)
Kalau si adiak2... Jujur sedang agak bikin worried karena dibeberapa event teman2 mengatakan si kembar imut2. Awalnya saya cuekin, tapi akhirnya tergerak untuk pinjam timbangan badan di kantor. Saya cek berat mereka dan masih diangka 8-9 kg. Padahal batas toleransi 80% BB ideal di usia 20 bulan adalah 9,6. Akhirnya kami belikan mereka minyak ikan. Dan saya lupa bahwa mereka belum pernah makan obat sebelumnya. Jadi kebingungan bagaimana memasukkan kapsul minyak ikan ke mereka. Setelah saya icip dalam kapsulnya ternyata bukan gel tapi bubuk dan pahiiiit  alhasil sampai sekarang masih kami simpan di kulkas. Ikhtiar lainnya menambah asupan karbo dan lemak. Masih diupayakan makan nasi tapi perbanyak cemilan roti, keju atau es cream. Karena 3 makanan itu kesukaan mereka setelah buah-buahan.
Lanjut ke aspek komunikasi anak-anak. Fayra sekarang sudah bisa mengekspresikan kekesalannya kalau iffah iseng kepadanya. Untuk kosakata dedek Iyyo:
- Caak > Cicak
- Mamam > Minum (agak bingung awalnya, ternyata mamam itu minta minum bagi iyyo) Tapi kadang kalau minta nenen juga maammaaam
- Udah > Sudah
- Udhe > budhe
- Beeek > Kambing (embek mungkin yaaa)
Selebihnya bahasa planet. Seperti Iyya (Rayfa), mereka kesulitan mengucap vocal “i” jadi sampai sekarang belum bisa memanggil Ummi dan Abi  Kalau Iyya:
Idem, plus Uching > Kucing
- Yuuum (belum)
Untuk gigi, alhamdulillah tinggal 4 taring yang sama sekali belum ada yang tumbuh di kedua kembara ini. Belum mulai pakai sikat gigi dan hanya dibersihkan sesekali saja.
Oya, walau sudah mendekati warning speech delay, kami sangat bersyukur karena twins memiliki kepekaan tinggi dan paham jika kami beri stimulus baik melalui instruksi maupun permainan. Mereka sudah bisa menunjukkan bagian wajah dan kaki, tangan, perut, tempat pipis, tempat eek.
Hobi mereka bertiga sbulan terakhir ini adalah berlari. Ya, sampai-sampai saya berpikir apakah lari adalah kebutuhan tersendiri bagi anak2? Karena saat berlari ada tawa yang lepas ada kebahagian yang terpancar ada kelegaan yang tersirat. Karena bahagia itu murah, ia ada di hati, ada dalam kebersamaan. Yang rukun ya Naaak... Ummi sayang kalian bertiga :*
Semoga Alloh memberkahi keluarga kita semua. Mengaruniakan sakinah, mawaddah da warohmah bagi keluarga kami dan pembaca sekalian... Doakan kami istiqomah yaaa...

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...