Siang itu antara tanggal 13-14 Juli secara tidak sengaja, aku melihat plang BRI KCP Lubuk Gadang berbeda. Setelah melihat lebih detail ternyata ada tambahan di bagian bawah tertulis: “Layanan Syariah”. Woww... allohu akbar... alhamdulillah... Lalu kusampaikan ke Abuya perihal tabungan haji beberapa waktu yang lalu. Singkat cerita suami setuju dan kami langsung konsultasi haji di hari jum’at 15 Juli. Ternyata karena masih “nebeng” dengan BRI konvensional maka pihak BRI-S mendatangkan petugas dari kantor propinsi ke kabupaten kami. Beliau yang bertugas bernama Pak Rio. Kami menyepakati pertemuan tanggal 21 Juli untuk pengurusan dari membuka tabungan haji sampai pendaftaran online siskohat oleh BRI-S. Namun karena kendala jaringan sehingga hari Jum’at 22 Juli 2016 barulah keluar nomor validasi untuk pendaftaran haji kami. Seluruh persyaratan untuk bank adalah sebagai berikut:
1. Fotokopi KTP
2. Uang pembukaan rekening tabungan haji sejumlah 50.000
3. Foto (khusus untuk haji: background putih dengan jilbab warna kontras dan foto 80% wajah) sebanyak 5 lembar 3x4 dan 1 lembar 4x6
Berdasarkan informasi Pak Rio, kami adalah kelinci percobaan program haji BRI-S Sumbar. Jadi pak Rio bersedia mengkhususkan waktu untuk membimbing kami di kabupaten. Dan karena kami sebelumnya sudah ada tabungan BRI konvensional maka uang 25.050.000 rupiah yang diperuntukkan tabungan haji ditabung dengan cara tarik-transfer. Saya tarik dari rekening BRI konvensional tanpa menerima uang secara cash dan langsung oleh operator ditransfer ke tabungan haji. Kalau jaringan lancar insyaaAlloh 1 jam cukup untuk menyelesaikan ini semua.
Setelah mendapat nomor validasi, pada hari Senin, 24 Juli kami mendatangi kemenag kabupaten Solok Selatan dengan membawa berkas:
1. Fotokopi KTP
2. Berkas validasi dari bank (termasuk bukti setoran awal 25 jt)
3. Surat keterangan sehat yang mencantumkan golongan darah
4. Foto 3x4 sejumlah 10 lembar
Proses validasi di kemenag berlangsung lancar alhamdulillah dan kami mendapat nomor porsi sekian yang keberangkatannya tahun 2034 (18 tahuuuun boooo). Semoga panjang umur sehat dan berkah selalu.
NB:Tips bagi para akhawat yang sudah mampu berhaji, menikahlah dahulu lalu mendaftar barengan ya sama suami biar lebih afdhol karena sudah ada mahrom ^__^
Kamis, 28 Juli 2016
Senin, 25 Juli 2016
Senyum pagi #1
Pada dasarnya kita sebuah bangunan. Saling berbagi peran dalam kehidupan. Menata hati memantaskan diri. Supaya kelak kita dapati Alloh ridlo dengan akhir khusnul khotimah.
Sepenggal paragraf diatas memang sedang makjlebb dalam keseharian saya. Duluuu dulu sekali sewaktu awal menikah. Suami acap kali diutus dinas ke luar kota. Saya yang saat itu sedang hamil bahkan si iffah masih bayi terkadang atau malah sering ya... menangis berdua di kamar. Membayangkan diri jika dekat dengan keluarga alangkah indahnya. Pun ketika ujian2 ringan lainnya mudah sekali diri ini mendoakan hal buruk ke orang lain. Beberapa sampai terkabulkan. Astaghfirulloh... sampai pada ketika babybouse pasca si kembar lahir. Antara oengen risen tapi emosi labil di rumah. Sampai di kantor berasa tak berarti tidak meninggalkan jejak. Berasa terasing. Padahal sampai detik ini bahkan sampai ajal menjemput kita ini ya pasti beda posisi dan porsi perannya dalam kehidupan. Mau diprotes ini itu kenapa ini kenapa itu ya pasti spesial. Sampai pada sehina nyamuk atau babi atau seasing debu yang berhamburan tak kasat mata pun,mereka berperan. Setidaknya Alloh muliakan debu sebagai alat unt thoharoh. Alloh jadikan nyamuk sebagai perumpamaan Alloh jadikan babi untuk menjadi peringatan bagi manusia.
Jadilah hamba yang berperan dan qonaah Tika. Sampai kapanpun kita adalah kita bukan orang lain. Bismillah. Semangat pagi ;)
Sepenggal paragraf diatas memang sedang makjlebb dalam keseharian saya. Duluuu dulu sekali sewaktu awal menikah. Suami acap kali diutus dinas ke luar kota. Saya yang saat itu sedang hamil bahkan si iffah masih bayi terkadang atau malah sering ya... menangis berdua di kamar. Membayangkan diri jika dekat dengan keluarga alangkah indahnya. Pun ketika ujian2 ringan lainnya mudah sekali diri ini mendoakan hal buruk ke orang lain. Beberapa sampai terkabulkan. Astaghfirulloh... sampai pada ketika babybouse pasca si kembar lahir. Antara oengen risen tapi emosi labil di rumah. Sampai di kantor berasa tak berarti tidak meninggalkan jejak. Berasa terasing. Padahal sampai detik ini bahkan sampai ajal menjemput kita ini ya pasti beda posisi dan porsi perannya dalam kehidupan. Mau diprotes ini itu kenapa ini kenapa itu ya pasti spesial. Sampai pada sehina nyamuk atau babi atau seasing debu yang berhamburan tak kasat mata pun,mereka berperan. Setidaknya Alloh muliakan debu sebagai alat unt thoharoh. Alloh jadikan nyamuk sebagai perumpamaan Alloh jadikan babi untuk menjadi peringatan bagi manusia.
Jadilah hamba yang berperan dan qonaah Tika. Sampai kapanpun kita adalah kita bukan orang lain. Bismillah. Semangat pagi ;)
Senin, 11 Juli 2016
Langganan:
Postingan (Atom)
NHW Tahap Ulat: Pekan 6
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Bismillah... Memasuki pekan ke-5 semakin seru dan makin "ooo... iya juga yaa" atau "ooh ternyata itu ada ilmunya ya..".....
-
Suara adzan bertalu bergilir. Entah berapa makhluk Allah yang telah merasakan ketenangan keteduhan dan kedamaian dari lantunan syurgawi ini....
-
Duhai Athifah, kasih sayang Ummi membersamaimu serasa singkat sekali tak terasa sudah 10 tahun lebih kamu menghiasi hari-hari Ummi Mbak Fa, ...