Senin, 25 Juli 2016

Senyum pagi #1

Pada dasarnya kita sebuah bangunan. Saling berbagi peran dalam kehidupan. Menata hati memantaskan diri. Supaya kelak kita dapati Alloh ridlo dengan akhir khusnul khotimah.
Sepenggal paragraf diatas memang sedang makjlebb dalam keseharian saya. Duluuu dulu sekali sewaktu awal menikah. Suami acap kali diutus dinas ke luar kota. Saya yang saat itu sedang hamil bahkan si iffah masih bayi terkadang atau malah sering ya... menangis berdua di kamar. Membayangkan diri jika dekat dengan keluarga alangkah indahnya. Pun ketika ujian2 ringan lainnya mudah sekali diri ini mendoakan hal buruk ke orang lain. Beberapa sampai terkabulkan. Astaghfirulloh... sampai pada ketika babybouse pasca si kembar lahir. Antara oengen risen tapi emosi labil di rumah. Sampai di kantor berasa tak berarti tidak meninggalkan jejak. Berasa terasing. Padahal sampai detik ini bahkan sampai ajal menjemput kita ini ya pasti beda posisi dan porsi perannya dalam kehidupan. Mau diprotes ini itu kenapa ini kenapa itu ya pasti spesial. Sampai pada sehina nyamuk atau babi atau seasing debu yang berhamburan tak kasat mata pun,mereka berperan. Setidaknya Alloh muliakan debu sebagai alat unt thoharoh. Alloh jadikan nyamuk sebagai perumpamaan Alloh jadikan babi untuk menjadi peringatan bagi manusia.
Jadilah hamba yang berperan dan qonaah Tika. Sampai kapanpun kita adalah kita bukan orang lain. Bismillah. Semangat pagi ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...