Alhamdulillahi... ba'da tahmid washolawat... Siang yang menggoda untuk selonjor sejenak melepas penat. Setelah menyelesaikan update rumah tangga sebagai salah satu tugas negara, saya segera meluncur ke masjid tempat suami mengisi ceramah sanlat (pesantren ramadhan). Memasuki masjid yang dipenuhi anak-anak SMK N 1 Solok Selatan membuat jiwa muda saya menyeruak. Pas saya datang, suami tengah memutar video dari perwakilan misi medis ACT yang berdakwah di Suriah. Pengalaman urang minang yang menjadi saksi hidup perjuangan muslim di Suriah membuat saya tidak bisa membendung air mata. Bayangkan saja, dalam 1 hari di Ramadhan tahun lalu, ratusan bom menghujani salah satu bagian bumi Syam tersebut. Dan anak-anak masjid di sana, malu-malu mendekati ustadz (muru'ah anak perempuan di Syam seusia 8 tahun sangat tinggi, saat berpapasan dengan laki-laki langsung cari jalan lain), untuk meminta dibawakan mushaf qur'an. Di negeri tersebut mereka kekurangan al qur'an dan sangat bersemangat menghafal dari talaqi gurunya. MasyaaAlloh, bagaimana dengan saya? Usia 27 tahun, sudah beranak pinak, sudah berapa juz yang dihafal? Seperti ini mengharap berjumpa Nabi? Innalillahi... betapa malunya saya dengan mereka, anak-anak gadis seusia 8 tahun yang sangat menjaga izzah Islam. Sebelumnya, saat hendak menjemput suami yang mengisi di SMA N 1 Solok Selatan, dua anak SMA kelas X mendekati saya. Saya yang menunggu di lobi sekolah pun tersenyum dan menyambut mereka. Salah seorangnya berkata, "Kak, boleh bertanya?" "Silakan Dik..." "Kakak kan pakai jilbab dalam (jilbab menutup dada). Kenapa sih kakak mau memakai jilbab seperti ini? Apakah tidak apa jika saat ini kami ingin memakai jilbab dalam namun akhlak kami belum sempurna? Jleb... Saya atur kata sesederhana mungkin. Kemudian saya jelaskan kewajiban berhijab yang sudah sangat jelas di Al qur'an kariim. Sedikit saya lontarkan pertanyaan sebaliknya, bagaimana pendapat dari mereka sendiri. Alhamdulillah nampak raut kepuasan dari wajah mereka. Para ABG yang bersemangat hijrah. Mereka adalah dambaan ummat. Para generasi robbani yang bersemangat belajar. Saya rinduuu lingkungan sekolah, lingkungan dakwah thulaby dan sejenisnya. Dari mereka saya belajar, dari mereka saya berusaha untuk lebih istiqomah, dari mereka saya ber-fastabiqul khoiirot. Terima kasih adik-adik sholihah... *** Intro di atas sangat adem ya rasanya meski di luar matahari menyengat ubun-ubun. Alhamdulillah "adem"nya menular sampai ke rumah. Kami sampai di rumah sekitar pukul 16.00 WIB dan anak-anak baru pulang sekitar 16.30. Seperti biasa, Athifah yang sedang belajar shoum langsung membuka pintu kulkas. "Mbak sudah berbuka kah?", saya membuka pembicaraan. "Belum Mi. Tadi dek Iyyo makan di depan mbakFa, tapi mbakFa gak minta do..." "Alhamdulillah... Barokallohu fiik Nak... Sekarang mbak kenapa buka pintu kulkas?" "Mbak Fa mau buka sekarang aja Mi. MbakFa kan masih kecil", aduh mulut mungilnya itu bener-bener menggemaskan. "Wah, sudah mau jam5 sore. Kita berbuka sekitar setengah 7 kurang. Tinggal 2 jam kurang mba.. Sayang mah mbak.. Mbak sehat kan?" "Iya, mbak Fa gak sakit perut do, tapi pengen mamam. Pisang deh Mi... Boleh ya Miii??" desaknya. "Hmm... Ummi Abi baru beli es krim. Kata Abi, es krimnya cuma buat yang berpuasa. Hmm… Ummi mau buat sandwich es krim ah…” “Mbak Fa mau…mau…” langsung lirik freezer. “Eits… mbak katanya mau berbuka?” “Hmm…” mikir dulu dia. “Boleh Mi? Mbak Fa makan es krim sekarang trus nanti puasa lagi sampai maghrib?” Ini nih, jago banget meloby. “Tau gak mba, kalau di syurga kita bebas mau mimi susu, mau makan es krim atau semua kesukaan mbak Fa, sepuasnya, sesukanya… Waaah… Ummi mau ah. Nanti kita masuk bareng-bareng lewat pintu yang baguuuuuuus banget. Dia namanya pintu Ar Rayyan. Cuma buat orang-orang yang puasa mba…” Iffah-pun termangu… “Ya udah deh.. Mbak Fa maem es krimnya nanti malam aja. Tapi dek Iyya-Iyyo gak boleh dikasih. Kan gak puasa.” Wkwkwkwk…. “Mbak Fa, tapi kata Rosululloh, kalau kita sayang sama Adik, nanti makin disayang Alloh juga. Mbak Fa, kalau Alloh udah ridlo, kira-kira gimana?” “Nanti semua yang mbak Fa penginin dikasih ya Mi?” “Iya, sekarang aja Alloh udah kasih mbak Fa banyak hal, iya kan? Mbak Fa mau gak ke syurga rame-rame?” “Mau Ummi….” Semangat kali ini jawabnya. “Kalau gitu berbagi sama adik ya sholihah…” Huhuhu… mengharu biru lagi sama mbak Fa kemarin sore. Semoga Alloh makin menyayangimu mbak Fa juga adik-adik… diberikan keistiqomahan sepanjang hayat dalam Islam dan ridlo Alloh. Dan finally, Iffah berbuka setelah adzan maghrib. Di hari ke-8 dapat kado shoum full dari anak gadis. Semoga selalu sehat, barokah dan selalu bisa menjadi contoh yang baik untuk adik-adik ya mba… *** Ini komprod saya di hari ke-8. Belajar mengelola emosi dan mengatur kata-demi-kata supaya merasuk ke kalbu anak-anak. Semoga Alloh mudahkan… Robbishrohlisodri, wayassirliii amri, wahlul’uqdatammillissaanii yafqohu qoulii…
_Ummu Fayala
#Day1 #Level1 #Tantangan #komunikasiproduktif #bunsayiip
Jumat, 09 Juni 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
NHW Tahap Ulat: Pekan 6
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Bismillah... Memasuki pekan ke-5 semakin seru dan makin "ooo... iya juga yaa" atau "ooh ternyata itu ada ilmunya ya..".....
-
Suara adzan bertalu bergilir. Entah berapa makhluk Allah yang telah merasakan ketenangan keteduhan dan kedamaian dari lantunan syurgawi ini....
-
Duhai Athifah, kasih sayang Ummi membersamaimu serasa singkat sekali tak terasa sudah 10 tahun lebih kamu menghiasi hari-hari Ummi Mbak Fa, ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar