Sabtu, 03 Februari 2018

Gentlebirth , "My Experience n My Dream forever"

Ini tentang gentlebirth.

Banyak mahmud kekinian yang latah dengan istilah satu ini. Belum turunannya ya.. Termasuk saya. Bahkan sejak kehamilan Athifah. Lalu, apa sebenarnya gentlebirth?

Gentlebirth adalah sebuah filosofi dalam persalinan yang tenang, penuh kelembutan dan memanfaatkan semua unsur alami dalam tubuh seorang manusia.

Definisi di atas disampaikan oleh Bidan cantik yang eksis di media sosial yaitu Bidan Yesie Aprillia. Saya sendiri belum pernah bertemu dengan beliau. Hanya berselancar di beberapa akun beliau sampai pada kesimpulan. This is my choice!

Rasanya klop. Kehausan informasi bagi ibu muda seperti saya (pada masa itu ya :p ) cukup terpuaskan dengan paparan beliau. Oo.. Jadi seperti itu ya.. Mungkin ini hikmah ilmu sebelum amal.

Sebagai contoh IMD atau Inisiasi Menyusu Dini, selama ini saya hanya memahami bahwa IMD sebatas memenuhi hak bayi mendapat kolostrum di awal kelahirannya. Namun ternyata IMD juga menjadi bagian penting dalam persalinan yang gentle pada Kala 3 (masa sejak kelahiran bayi s.d plasenta keluar). Selain itu yang saya rasakan, IMD sebagai bagian membangun kedekatan dengan si bayi. Selama sekitar 9 bulan, janin nyaman dengan kehangatan ketuban dan nyanyian lembut nafas ibu di dalam rahim. Keluarnya dia dari zona nyaman menuju dunia dengan segenap kegemerlapannya membutuhkan proses adaptasi. Kehangatan tubuh ibunda seketika setelah lahir merupakan kebutuhan bayi dalam proses peralihan tersebut.

Sang ibu pun akan merasakan sensasi yang ajaib. Ini bahasa saya. Sensasi bahagia, syukur, lega, terharu, semua bercampur saat kecupan pertama pada kepala bayi sesaat ia lahir. Bahkan saat mulut mungilnya mencoba meraih puting, sang ibu dapat teralihkan sakitnya jahit menjahit yang sedang berlangsung. Walaupun tetep ya bibir menggigit jilbab saat sedang dijahit. Hahaha.. Ini moment yang lebih sakiiit daripada saat bayi lahir.

Tapi gentlebirth dari kapan sih?

Ternyata oh ternyata, gentlebirth bukanlah sesuatu yang ujug-ujug. Its need the procceess. Proses belajar sepanjang masa. Bahkan semenjak belum menikah. Why? Karena kita menyadari salah satu tujuan pernikahan adalah menciptakan dan melanjutkan generasi robbani. Salah satunya dengan bagaimana kita bijak pada diri sendiri, pasangan dan anak kita. Bijak pada anak dari awal kelahirannya dapat diaplikasikan dengan pemberdayaan diri supaya anak lahir dengan lembut, minim trauma sehingga kelak sang anak tumbuh dengan optimal. Lepas dari itu, gentle birth menurut saya pribadi merupakan hak anak. Hak anak untuk lahir sesuai fitrah yang ditakdirkan Alloh kepadanya. Memenuhi hak anak juga salah satu sikap bijak seorang ibu.

Lalu, apakah gentlebirth selalu dalam wujud kelahiran pravaginal?

Dulu mindset saya demikian. Setelah upaya maksimal, seorang ibu bisa saja dihadapkan pada kondisi yang memaksa untuk dilakukan intervensi dari tenaga medis. Baik itu berupa episiotomi (pengguntingan jalan lahir), vacuum sampai berakhir di ruang operasi. Na'udzubillah.. Lalu apakah lantas dapat kita sebut persalinannya tidak gentlebirth? Tidak sayang..  Sahabat sholihah, Alloh itu menilai prosesnya, tidak sekedar hasil. Ikhtiar kita gentlebirth tidak berhenti sampai disana. Jika memang belum dizinkan melahirkan tanpa intervensi, maka optimalkan masa-masa IMD dan kelekatan dengan bayi pasca melahirkan. Yang terpenting keikhlasan dan doa-doa kita untuk sang bayi selama proses tumbuh kembangnya sepanjang masa... Huhuhu...

So, bagaimana upaya kita untuk bisa gentlebirth?

Kunci keberhasilan gentlebirth menurut Umma Fayala adalah niat lillahi ta'ala, pemberdayaan diri, konsisten, birthplan dan dukungan suami.

Berniat sungguh-sungguh, memahami proses mulia sebagai calon ibu. Betapa Alloh memuliakan perempuan dengan kondisi yang istimewa yakni hamil dan melahirkan. Banyak-banyak baca shiroh Maryam baik itu di Al Qur'an maupun dalam kisah Nabi. Ikhlaskan dan niat yang menembus langit. Sebagai wasilah Alloh menciptakan generasi Robbani! Bukan main-main ini.

Pemberdayaan diri untuk banyak membaca, belajar, dan mempraktikkan. Olahraga, konsumsi makanan bergizi dan istirahat cukup.

Konsisten dalam memberdayakan diri.

Birthplan. Perencanaan persalinan. Mencari faskes dan tenaga medis yang proASI, pro IMD, minim intervensi dan beberapa syarat yang Sahabat dambakan. Buatlah beberapa alternatif plan. Yang penting adalah harus realistis. Tidak memberatkan diri sendiri. Hehe...

Terakhir, dukungan suami. Ini pueeeenting banget. Support suami bisa mulai dari elusan cinta, belajar bareng (penting: print semua hal ihwal gentlebirth lalu baca bareng) sampai dukungan berupa memahamkan keluarga besar tentang proses persalinan yang Sahabat inginkan.

Be happy, be smart, be health ya Moms...

Kecup satu-sayu :*

 

*NB: Ini salah satu cara saya menyemangati diri sendiri. Disilakan bagi yang berkenan menambahkan kisah maupun tipsnya dalam gentlebirth.

Mohon doanya ya semoga bisa lebih optimal dan gentle dalam proses persalinan kelak.

_Umma Fayala_

uk 21w_ kehamilan ke-3 untuk anak ke-4 insyaAlloh

 

#PerempuanBPSMenulis

#MenulisAsyikdanBahagia

#15HariBercerita

#HariKe1

4 komentar:

  1. Agung Nur Rakhmawati3 Februari 2018 pukul 02.25

    Semangat,, anak kedua saya hasil dari pemberdayaan gentlebirth juga. Alhamdulillah bisa waterbirth dan lotusbirth

    BalasHapus
  2. MasyaAlloh... Dimana mba lahirannya?

    BalasHapus
  3. seneng mbacanya Dek, rapi tulisannya, semoga lancar sampai hari
    persalinan tiba ya. 😍

    BalasHapus
  4. Aamiin.. Trmksh mba.. Mhn bimbingannya mba..

    BalasHapus

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...