Kamis, 22 Februari 2018

Menulislah meski dalam Kebingungan

Pernahkah Sobat sedang ingin menulis tapi bingung mulai darimana?

Atau ketika sudah mengetik yang (dirasa) panjang, tetiba saat mau kirim sinyal ngadat dijalan. Alhasil tulisan yang sudah diketik dengan jerih otak hilang. Whuss... Apalagi bagi yang amatir seperti saya. Rasa, cess..  Bukannya lega, tapi pasrah... Menanti ide datang, yang kalau sudah datang belum tentu bisa langsung diketik/dituliskan. Misal dapat wangsit ketika sedang memasak. Atau saat mandiin anak. Huwaaa... :(

Atau realcase, ketika sedang menggebu nulis ternyata batas karakter sudah maksimal. Lalu jari telunjuk justru "berinisiatif tinggi" dengan meng-klik reload. Hahaha... Hilang deh, tulisan yang melala-lala tadi. Itu yang saya alami ketika mau posting PR #15HariBercerita di #Harike6 , saya menuliskannya di instagram. Ketika batas maksimal karakter sudah tiba, telunjuk ini malah me-reload yang berakhir dengan terbukanya halaman depan IG saya. Menulis ulang adalah solusi jitu, selagi masih lekat di pikiran. Namun saat itu, si sholihah ke-3 menjerit akibat adegan salah paham dengan sang kakak. Tertundanya pengetikan ulang itu rasanyaaa... Ah, tak bisa diungkapkan. Eaa

Menulis memang ada aturannya bahkan sampai ada kelas menulis untuk mengasah bahasa dan tata cara menulis, tapi yang pasti menulis itu bisa dilatih. Bukankah kita disiplin karena adanya pembiasaan? Lalu pembiasaan terkadang diawali dari keterpaksaan bukan kesadaran? Hehe.. Aliran agak sesat tapi nyata. Kesadaran untuk menulis bisa jadi tidak semua orang melalui tahapan tersebut. Namun memaksakan diri untuk menulis bisa jadi awal dari kedisiplinan dan keahlian kita dalam menulis.

Lalu pilihan ada di jemari Anda. Mulai menulis untuk mengukir perubahan positif, atau mulai merancang kerangka artikel lalu dituliskan manual dahulu di kertas? Sama saja ya, final action-nya ya menulis.

Artikel di atas adalah contoh tulisan seseorang yang sedang bingung mau menulis apa. Jadi beliau tuliskan kebingungannya dalam sebuah tulisan. Alhamdulillah jadi juga satu postingan.

NB: Saran kalau pribadinya cerewet, media web/blog lebih tepat sebagai sarana mengasah menulis. Karena jika di IG/FB ada keterbatasan karakter (kecuali jika di FB pakai Catatan bukan Kiriman Anda di Wall)

_Umma Fayala_

#PerempuanBPSMenulis

#MenulisAsyikdanBahagia

#15HariBercerita

#Harike11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...