18 Juni 2018 malam hari.
Wow, alhamdulillah semakin intens namun masih bisa ditahan. Saya merasa persalinan saat ini tidak semanja waktu mba Iffah. Kalau persalinan si kembar kan tidak ditemani suami ya, jadi ya tidak ada tempat bermanja-manja. Hehe.. Meski kemarin ada paksu, saya paling cuma pinjam tangan kirinya untuk saya peluk, dagu saya disandarkan ke lengan bawah beliau sementara tangan kanan beliau mengelus lembut pinggang saya. Fabiayyi 'alaairobbikuma tukadziban.
19 Juni 2018
Saya kembali menghubungi Bidan Amelia untuk menanyakan apakah bisa periksa dengan beliau dan saya menyampaikan kondisi saat ini. Dua kali kesempatan sebelumnya saya 'ditolak' karena agenda silaturahim beliau yang padat. Pagi-pagi sekali saya sudah WA dan lagi-lagi saya dianjurkan ke asisten beliau. Bidan lulusan 2016 yang menurut saya kurang "cegmeg". Duh, apa ya cegmeg itu.. Saya butuh transleter nih... Sejenis sikap yang masih kaku sehingga saya kurang nyaman. Ya namanya masih anak magang ya.. Hehe.. Maaf ya Dek bidan, semoga karirmu lancar, makin lihai dalam menerapkan ilmunya kepada para pasien. Aamiin.
Kembalilah kami ke rumah setelah pemeriksaan singkat dengan asisen bidan Amel saya katakan gagal. Jam menunjukkan pukul 15.15. Saya masih bisa sholat ashar sembari menahan nikmatnya kontraksi. Saat itu intervalnya masih 7-8 menit sekali dengan durasi sekitar 1 menit.
Pukul 17.37 adzan maghrib berkumandang.
Saya izin ke suami ke IGD RS. Wiradadi Husada saja. Kalau menunggu Bidan Amel ada waktu rasanya gambling. Daripada dirujuk ke Margono. Saya parno ke RS besar itu. Alhamdulillah dsetujui. Saya menjamak sholah Maghrib & Isya. Itupun ada 10an menit saya sholat. Saat kontraksi datang, saya berhenti dulu. Di posisi apapun itu. Kalau pas rukuk ya saya pause dulu rukuknya sampai kontraksi pergi. Alhamdulillah nikmatnyaa...
Sekitar pukul 19.25 saya sudah berada di IGD menanti giliran untuk diobservasi. Cukup ramai kondisi saat itu. Sebagai ASN, petugas IGD heran mengapa kami memilih tidak menggunakan BPJS. Suami menjawab karena kami tidak sempat membuat surat alih faskes pertama. BPJS kami menggunakan faskes pertama puskesmas Lubuk Gadang sementara seharusnya kami lapor ke kantor BPJS Banyumas untuk alih faskes tersebut dengan membawa surat keterangan dari faskes Lubuk Gadang & keterangan domisili sementara di Karang Rau (Jateng). Alhasil, petugas meminta fotokopi KK, KTP & Kartu BPJS saya dan saya otomatis menggunakan fasilitas BPJS. Baiklah alhamdulillah...
Ba'da isya saya diobservasi. Tensi 100/60, cek darah, cek seni dan cek VT, yang ternyata sudah memasuki pembukaan 5. Alhamdulillah. Batin saya, lalu sore tadi diperiksa asisten bidan kok dibilang belum ada pembukaan. Padahal rasa kontraksinya sudah lumayan. Hanya karena belum keluar bercak darah? Ah, ketiga anak saya sebelumnya kode cinta dari janin berupa lendir putih. Darah keluar bersamaan dengan janin. Oke, mari Nak kita berjuang. Adek cari jalan lahir yaa.. Ummi berusaha menyesuaikan gravitasi bumi supaya adek juga mudah meluncur.
Pukul 20.40 saya sudah di ruang bersalin.
Kembali ke ruangan yang sama, 3 tahun 8 bulan yang lalu. Lokasinya masih sama. Ada ruang bersalin yang bersebelahan dengan ruang bayi lalu kamar mandi yang masih sama. Hanya penataan ruangan yang berubah. Sekarang ditambah kasurnya sehingga nampak lebih sempit. Saya sendiri bersama dengan 3 pasien lainnya. Sesaat di ruangan, saya kembali dicek VT. Qodarulloh sudah tambah bukaan, namun saya upayakan untuk tetap bergerak. Mobilitas ini penting untuk membantu janin turut aktif mencari jalan lahir. Sampai dengan sekitar pukul 22.00 saya masih berjalan-jalan di koridor depan ruang bersalin.
Pukul 22 lewat
Saya mulai agak mengerang. Setiap kontraksi datang maka saya minta bidan untuk cek VT. Hehe.. Kayak ketagihan padahal mah kalau lagi sadar penuh saya paling takut cek VT. Ini terakhir saya melihat jam, selebihnya saya sudah tidak fokus lagi jam berapa sekarang. Berapa lama kontraksi berlangsung dan sebagainya. Saya fokus menikmati gelombang cinta sembari berbisik lafaz tasbih, tahmid dan lafaz asma'ul husna (saya sering mengucap Ya Qoyyum Ya Latif, kuatkan kami, lembutkan persalinan saya). Suami turut melafazkan doa demi kelancaran persalinan ini.
Ketika pembukaan sudah lengkap, bidan beberapa kali mencek VT namun kepala masih tinggi. Berbeda dengan persalinan sebelumnya, kali ini cairan ketuban pecah sendiri. Waktu si kembar, kedua kantong ketuban di"cubit" oleh bidan. Pada kontraksi yang kesekian kalinya, saya reflek jongkok. Bidan melarang saya dan menyuruh tetap miring kiri saja. Namun saya pikir saat ini janin saya membutuhkan bantuan gaya gravitasi. Alhasil saya nekat. Dan benarlah, saya nekat mengejan. Sesuai instruksi tubuh saya. Pada kali ke-3 mengejan, kepala bayi sudah nampak separuh dan bidan meminta saya rebahan. Alhamdulillah pada pukul 23.25 WIB lahirlah Isykariman Aflahul Ikhwan. Pada tanggal 6 Syawal 1439 H dengan persalinan normal spontan, bayi Isykariman lahir dengan berat 3,560 kg dan tinggi 50 cm.
Semoga qurrota a'yun ke-4 kami tumbuh menjadi putra sholih yang menerapkan hidup mulia dan selalu menggapai kemenangan dalam keberkahan Allah SWT. Aamiin...
_Karang Rau_
Umma FaYaLaIsy :*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
NHW Tahap Ulat: Pekan 6
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Bismillah... Memasuki pekan ke-5 semakin seru dan makin "ooo... iya juga yaa" atau "ooh ternyata itu ada ilmunya ya..".....
-
Suara adzan bertalu bergilir. Entah berapa makhluk Allah yang telah merasakan ketenangan keteduhan dan kedamaian dari lantunan syurgawi ini....
-
Duhai Athifah, kasih sayang Ummi membersamaimu serasa singkat sekali tak terasa sudah 10 tahun lebih kamu menghiasi hari-hari Ummi Mbak Fa, ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar