Minggu, 15 Juli 2018

Kosongkan Gelasmu bersama PBM

Guys, Ahad yang mulai menghangat di Sokaraja. Masih bernuansa cuti melahirkan. Aktivitas saya masih berkutat, menyusui, teriak-teriak karena ulah si kakak-kakak kreatif sekaligus menyalurkan hobi menyapu. Hehe... Secara tinggal sementara di rumah ortu, yang level idealisme kerapihan rumah jauuuh di atas saya. Saya harus tau diri. Begitulah kira-kira 3 pekan ini saya lalui hari-hari menjadi IRT sejati.

Walau disibukkan kegiatan dalam negri, tetap eksis ber-gawai tentu tak terlewatkan. Apalagi pekan ini dimulainya kelas Penulisan Media Sosial dari PBM. Komunitas kece didikan Mbak Nurin & timnya ini berhasil membuat blog ini tak sepi-sepi amat ya.. Alhamdulillah, tak muluk-muluk harapan saya. #2018HidupkanBlogmuTika

Materi perdana disampaikan oleh Ibu yang selama ini membuat saya penasaran. Beliau adalah Bu Indah Julianti. Blogger tulen, pemerhati media sosial dan sudah khatam dunia tulisan (saya tau dari profil beliau yang membuat saya takjub). Saya justru lebih dulu tau dengan komunitas beliau yaitu KEB (Komunitas Emak-emak Blogger). Mohon digarisbawahi ya, sekedar tau karena sampai sekarang saya minder mau gabung di KEB. Saya masih angot-angotan untuk menulis di blog. Sekedar curcol mah sering. Tapi fokus mencari ciri khas tulisan saya. Itu yang masih galau.

Sebelum beliau menyampaikan materi, saya pastikan diri ini kosong. Semacam gelas yang saya tuang dulu isinya, saya kosongkan. Supaya kelak ilmu-ilmu beliau dapat saya serap dengan baik. Bukankan demikian adab menuntut ilmu? Jangan sampai kita terlena dengan pencapaian kecil kita. Bahkan meremehkan ilmu sebiji zarrah-pun, na'udzubillah tsumma na'udzubillah. Sembari menyusi bayi Isykariman, saya simak paparan beliau dengan hikmat.

Bu Indah seolah mengeluarkan secercah ilmunya yang luas pada kami. Mungkin bagi beliau, ilmu yang disampaikan baru seujung ruas jari kelingking. Tapi tidak bagi saya yang papa ini, beliau menyampaikan dengan apik sehingga dapat membuka wawasan saya mengenai media sosial. Bahwa melek media sosial di era sekarang hukumnya adalah wajib. Bukan untuk keren-keren-an, pamer dan sejenisnya. Tapi ini kebutuhan baik sebagai filter informasi, maupun untuk penjenawaan lembaga (branding). Melalui PBM sendiri Mbak Nurin selalu mengingatkan baik secara tidak langsung, mengenai apa yang sudah dan bisa kita lakukan untuk BPS? Kita gudang data, namun apakah kita sudah menyuarakan data kita? Saat ini media sosial menjadi sarana yang cukup strategis untuk menginformasikan data kita ke masyarakat dengan bahasa yang mudah dipahami. Tentunya tak hanya melalui blog, ada youtube, facebook, twitter, instagram dan sebagainya.

Bagi saya pribadi yang masih acak adut dalam menulis, ada penyampaian Bu Indah yang menohok dan dengannya saya berjanji akan bebenah untuk kebaikan kemudian hari. Berikut jawaban beliau atas salah satu penanya di WAG.

Tulisan yang kita buat harus:
- Unik (kita harus punya ciri khas yang orang akan langsung ingat kalau itu adalah tulisan atau status, caption kita.
- Jangan terlalu panjang
- Membangun interaksi
- Pakai image

Pada akhir materi, Bu Indah memberikan oleh-oleh berupa video mengenai media sosial. Media sosial seperti mata pisau. Ia bisa menyelamatkanmu atau justru membunuhmu. Status di media sosial itu sifatnya abadi. Ia akan merekam apa yang pernah kau sampaikan. Siapa saja dapat menelusurinya. Sekarang, keputusan ada di jempolmu!!!

#perempuanbpsmenulis #kelasmedsospbm #badanpusatstatistik #gerakancintadata #menulisasyikdanbahagia

 

2 komentar:

  1. Ah kak Put ini bisa aja.. Sy tersandung dipuji sama juragan voal.. Hehe...
    #sampekesedakujungjilbab

    BalasHapus

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...