Sabtu, 08 September 2018

Sang Bintang di Bumi Pertiwi

Hmm... Eyang Kakung memang sangat dominan di keluarga kami. Bintang itu bernama Kartika Eka Pratiwi. Adakah yang teringat ungkapan di TNI AD? Kartika Eka Paksi. Hahaha... Iya, namaku memang pemberian Eyang kakung yang saat itu mantan prajurit yang turut memperjuangkan kemerdekaan. Sebagai "pahlawan bangsa", Eyang mengilhami Pak Kuat & Bu Atin untuk memberi nama putri pertamanya dengan nama tersebut. Terlahir dengan harapan setinggi langit, ah..bukankah cita-cita memang harus setinggi mungkin, aku tumbuh di lingkungan yang bisa disebut kaku. Mungkin bawaan kakek yang galak kali ya. Bapakku menuruni sifat tempramen dari Eyang. Ibu sebagai antitesisnya. Beliau lembut. Meski begitu, aku tetap saja jadi anak bapak. Bapak galak tapi sayang sekali pada anak-anaknya. Sedari SD beliau memberikan kuasa penuh padaku untuk memilih sekolah. Setidaknya dalam didikannya yang kaku itu, aku selalu bertengger di jajaran 10 besar dan berkesempatan duduk di sekolah2 favorit di zamannya. Terima kasih Bapak, Ibu..

Terlahir di Purwokerto, aku paham betul lekak lekuk jalanan di sana. Apalagi hampir setiap menjelang ujian sekolah, Bapak selalu mengajakku berkeliling. Pernah suatu kali, aku tegang menghadapi UNAS. Bapak lalu men _starter_ vespa PX-nya dan mengajakku ke Baturraden. Ternyata jitu juga caranya. Bapak mengajakku untuk melihat pegunungan. Suasana asri di kaki Gunung Slamet membuat hatiku lebih tenang.

Bapak.. Oh Bapak..
Setelah 22 tahun berbakti padanya, aku pun memasuki babak baru. Menikah. Ya, Bapak yang pemarah tapi bijak itu " melepaskan" anak gadisnya untuk dipinang orang asing. Asing karena aku memilih menjalani proses ta'aruf dengan ayahnya anak-anak. Baru hendak menikmati manisnya perjuangan menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi, aku justru harus mengabdi di tanah Minang. Aku dan suami ditempatkan di Solok Selatan, Sumatera Barat, sebagai konsekuensi karena kami kuliah dibiayai negara. Mungkin inilah garis Ilahi dalam mengabulkan doa Bapak Ibu saat memberiku nama Kartika. Bintang pertamanya itu berusaha menerangi bumi Pertiwi. Bintang itu berusaha sekuat semampunya untuk menjadi ASN yang baik. Mengabdi pada negeri dengan menjadi kuli data di BPS. Aku berharap Allah ridlo pada ikhtiar kami. Ini yang bisa kami berikan. Membantu pemerintah dalam menghasilkan data yang akurat dan terpercaya. Klise ya..
***
Kini 28 tahun sudah usia Kartika si Anak Bapak. Meski sudah bersuami dan dikaruniai 4 putra-putri, aku tetaplah anak bapak. Yang masih suka geleyotan ketika mudik ke Jawa. Manjaku pada bapak mungkin sudah berbeda cara menunjukkannya. Namun, sampai kapanpun aku sangat mencintainya. Meski kepulan asap rokok beliau sangat ku benci, bapak selalu ada dalam barisan pertama doaku seba'da sholat.

Allah... Dalam temaram gerimis di Kaki Gunung Kerinci ini, aku mohon padaMu, jaga Bapak Ibuku.. Dengan sebaik-baik penjagaan..
Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa robbaya nishoghiroh..

_Goresan Umma Fayalaka_
070918

#kmoseptember

#alineaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NHW Tahap Ulat: Pekan 6

Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...