2010 menjadi awal saya mengenalmu. Ya, sebelumnya saya hanya sebatas "tau" belum kenal. Saat itu, saya masih berada di kawah candradimuka yang sungguh panas lavanya. Sampai-sampai saya nyaris tak lulus karena harus mengulang ujian kompre. Hahaha.. Kawah itu beralamat di #Otista64C.
2010, saya berusaha mendampingi kehadiranmu. Saat itu gawe ini sangat wow. Karena melibatkan kami si anak bawang. Namun saya yakin, mereka sengaja menjadikan kami-yang masih bau kencur ini- sebagai petugas MK (Monitoring Kualitas) bukan tanpa sebab. Kami yang sejatinya digodog untuk menjadi kader statistisi, disebar selama sebulan ke seluruh penjuru tanah air. Tentunya sesuai aturan yang ditetapkan. Tapi benar, kala itu saya dipulangkan ke Sokaraja, Banyumas. Menjalani pengalaman pertama mengabdi untuk instansi tercinta. Pengalaman pertama mengemban tugas mulia menjadi petugas sensus (dalam hal ini petugas MK SP2010).
Gawe akbar Negara ini rutin dilaksanakan setiap 10 tahun sekali dengan tahun berakhiran 0. Tak pandang usia, tak mengenal gender, profesi, agama bahkan jabatan. Semua harus terdata. 8 tahun yang lalu menjadi kesempatan perdana saya benar-benar mempromosikan hajat besar keluarga ini. Keluarga besar BPS. Yakni menjadi tim monitoring kualitas yang melakukan ground check ke rumah-rumah warga yang sudah didata sebelumnya oleh petugas sensus. Hal ini untuk meminimalisir non sampling error dan meningkatkan kualitas data. Bagaimana tidak seteliti dan seheboh itu, data yang dihasilkan saja akan terpakai untuk mengambil kebijakan selama 10 tahun mendatang. Jujur saat nulis ini bergetar tangan saya, terharu. Betapa pekerjaan ini tidak mudah, namun bukan tidak bisa diselesaikan.
Kini, 2020. Bahkan kalender mejaku masih tertera 2018. Waktu kurang dari 2 tahun ini, kami sudah mulai sibyuk. Mereka sih para pimpinan, saya mah tim hore saja. Bukan sembarang tim hore. Baralek gadang (hajatan besar) ini harus mampu mendata seluruh warga negara di wilayah NKRI. Bahkan yang sedang di kedutaan asing namun dia WNI akan turut didata. PSK yang notebane-nya berada di zona merah pun wajib terdata. Kembali ke laptop, he.. Tim hore ini harus mampu menyuarakan SP2020 sampai ke pelosok wilayah NKRI. Tim hore tak hanya yang tampil di TV, radio, koran, maupun media sosial lainnya. Tapi tim hore juga harus criwis ketika bertemu aparat OPD dari pemda, saat mendata survei rutin, bahkan saat membeli sayur di pasar. Sekedar say hello sembari berbisik, "2020 spesial yaa, angka keramat karena kita bakal ada sensus penduduk!!!". Atau setelah ucap salam biasakan diakhiri dengan salam SP. Yaitu, gerakan jari kedua tangan membentuk pistol, jemari kanan terbuka ke depan dan yang kiri sebaliknya. Nih ada contohnya:
Ada juga yang lebih kreatif macem senam SP2020 atau Mars SP2020. Bahkan pak deputi ikutan iklan pakai macem IDOL gitu.. Memang gawe ini super! Semua wajib terlibat. Kamu mau ambil bagian yang mana nih???
Gong-nya masih Mei 2020 namun gaungnya sudah terdengar dari sekarang. SP2020, ANDA TERCATAT DATA AKURAT!
#PerempuanBPSMenulis
#gerakancintadata
#badanpusatstatistik
#MenulisAsyikdanBahagia
#sosialisasiSP2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
NHW Tahap Ulat: Pekan 6
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Bismillah... Memasuki pekan ke-5 semakin seru dan makin "ooo... iya juga yaa" atau "ooh ternyata itu ada ilmunya ya..".....
-
Suara adzan bertalu bergilir. Entah berapa makhluk Allah yang telah merasakan ketenangan keteduhan dan kedamaian dari lantunan syurgawi ini....
-
Duhai Athifah, kasih sayang Ummi membersamaimu serasa singkat sekali tak terasa sudah 10 tahun lebih kamu menghiasi hari-hari Ummi Mbak Fa, ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar