Innalillahi wainnailaihi roji'un..
Baru saja nonton video dari tvone saat vicon sama vokalis Seventeen. Grup band yang menjadi korban tsunami Banten kemarin malam. Kembali diingatkan mengenai ajal. Kesaksian dari korban,kejadiannya tiba-tiba. Tidak ada gempa sebelumnya. Hanya beberapa hari sebelumnya ada letusan dari anak gunung krakatau. Itupun kecil bagi mereka. Dan Alloh kembali memberikan peringatan pada kita.
Akupun terkesiap. Bagaimana jika setelah mengetik ini, Alloh menghendaki menyudahi jatahku di dunia? Ilahi robb... Benarlah ucapan, kematian adalah sesuatu yang terdekat dari apapun. Jujur saat ini aku belum siap. Masih banyak amanah yang belum tertunaikan. Masih banyak cita yang belum tercapai. Tapi, apakah ajal akan menunggu itu semua???
Lalu pikiranku melayang ke kondisi ibunda. Ibu tengah diuji sakit darah tinggi. Meski sudah rekomendasi obat via adek dan bapak. Masih ada keterbatasan diri untuk langsung mengusap pening beliau. Ingin mengurut langsung tangan beliau. Ingin dan ingin yang lain pokoknya bersama beliau. Aku hanya bisa mendoakan sembari menghubungi adek yang bisa mudik pekan ini. Alloh.. Inginku, di hari tuanya aku bisa dekat dengannya. Dekat hati dan dekat fisik.
Biarlah malam ini aku tahan rinduku pada beliau. Karena kalaupun aku paksakan menelepon beliau. Mungkin aku malahan yang menangis. Aku khawatir menambah beban pikiran beliau. Semoga esok ibu sudah membaik.
Aamiin...
***
Sungguh siapa yang merindukan kematian adalah jiwa yang ridlo.
Ketidaksiapan yang ada dalam diri ini, bisa jadi karena hubbud dunya. Kecintaan pada dunia. Na'udzubillah.
Lalu siapa orang yang merindu kematian?
Dialah Rosululloh SAW, para sahabat,shohabiyah dan ummatnya sampai akhir zaman.
“Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, pasti akan menemui kamu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui, yang ghaib dan yang nyata lalu dia berikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan,” (QS Al-Jumuah: 8)
Jadi teringat kisah Nusaibah bin Ka'ab.
Perempuan perkasa itu yang mendengar deru kuda menuju Uhud. Lalu ia yang menyiapkan kuda serta mengasah pedang untuk jihad sang suami. Ketika didapati sang suami syahid, senyum terkembang namun tetesan air mata tak terbendung. Kelegaan sang suami menjadi syuhada, tak menjadikan beliau baper. Beliau lalu mempersembahkan putra pertamanya pada Rasululloh supaya berkenan menjadi pahlawan uhud. Takdir yang sama dengan sang suami, kini Nusaibah kembali menangis sembari tersenyum. Ia sedih karena putra keduanya masih kecil. Ternyata ratapan sang ibunda terbaca oleh putra kecilnya.
"Ibu, jangan sedih! Aku akan menghadap Rasul. Aku akan ikut ke Uhud"
MasyaAlloh.
Singkat cerita sang anak keduapun syahid. Nusaibah yang mengidam-idamkan gelar syuhada pun akhirnya turut ke medan perang. Awalnya Rasul menolaknya dan hanya mengizinkan Nusaibah berada di bagian medis. Qodarulloh, saat tangannya terciprat darah kaum muslimin yang ditebas badannya oleh musuh, seketika emosinya memuncak. Nusaibah ikut berperang!!! Kerinduan akan kematian semakin membuncah saat musuh berhasil menebas tangan kanannya. Lalu tangan kirinya. Lalu dengan sisa tenaga, ia masih sempat membunuh musuh lalu memegang panji Rasul. Sampai akhirnya tubuhnya ditusuk pedang musuh dan syahidlah beliau.
Ah, aku iri pada Nusaibah. Aku iri pada perempuan Palestina. Aku... Dengan segala kelemahan diri... Aku bisa apa. Bilang rindu pada Allah dan Rasul. Tapi mengingat kematian saja sudah merinding. Kepikiran anak-anak, suami, ibu, bapak, dll. Astaghfirulloh...
Semoga saat masanya tiba, Alloh sudah menyiapkan diri ini dengan keridloan-Nya dan amalan yang bisa menjadi hujjah saat tak ada pembela. Semoga saat masanya tiba, Alloh ridlo pada kita. Karena tak berarti amalan kita tanpa keridloan Alloh. Semoga yang sedikit tapi berat nilainya. Aamiin.
Kullu nafsun dzaaiqotul mauut...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
NHW Tahap Ulat: Pekan 6
Lalu kisah kami pun berlanjut... Hallow di Pekan 6 Tahap Ulat. Alhamdulillah semakin menuju ujung tahap ulat nih. Judul besarnya adalah maka...
-
Bismillah... Memasuki pekan ke-5 semakin seru dan makin "ooo... iya juga yaa" atau "ooh ternyata itu ada ilmunya ya..".....
-
Suara adzan bertalu bergilir. Entah berapa makhluk Allah yang telah merasakan ketenangan keteduhan dan kedamaian dari lantunan syurgawi ini....
-
Duhai Athifah, kasih sayang Ummi membersamaimu serasa singkat sekali tak terasa sudah 10 tahun lebih kamu menghiasi hari-hari Ummi Mbak Fa, ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar